ADIN SHAYFUDDIN AZ ZUHRI

ASSALAMU ALAIKUM WAROKHMATULLOHI WABAROKATUH.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

AKU BERSAKSI BAHWA TIADA TUHAN SELAIN ALLOH swt

Dan aku bersaksi bahwa nabi MUHAMMAD utusan ALLOH swt

AKU BERSAKSI BAHWA TIADA TUHAN SELAIN ALLOH swt

Dan aku bersaksi bahwa nabi MUHAMMAD utusan ALLOH swt

SAMPAIKAN PADA MEREKA WALAU HANYA SATU AYAT

“Dan sungguh, benar-benar telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk dipelajari, maka adakah yang mau mempelajarinya?” (Q.S. Al-Qomar ayat 17, 22, 32 dan 40)

ORANG YANG MULIA DI HADAPAN ALLOH , adalah ORANG YG BERTAQWA

ASSALAMU ALAIKUM WAROKHMATULLOHI WABAROKATUH.

Tampilkan postingan dengan label Belajar ilmu agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Belajar ilmu agama. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 Agustus 2018

LARANGAN BANYAK MAKAN DAN BANYAK TIDUR DALAM ISLAM

Larangan Banyak Makan Dan Tidur Dalam Islam


Salah satu faktor penyebab kerasnya hati adalah banyak makan. Selain dapat menyebabkan kerasnya hati, banyak makan juga dapat membuat seseorang menjadi pemalas, mudah terserang penyakit, membuat badan buncit, otak sempit tak mampu berpikir dan orang yang banyak makan berarti telah diperbudak oleh syetan karena mengikuti nafsu perutnya. Rasulullah bersabda:
Yang Artinya: “Tidak ada tempat paling buruk yang diisi manusia selain perutnya, cukuplah seorang anak Adam makan beberapa suap makanan saja yang dapat mengokohkan tulang punggungnya. Jika memang ia harus mengisi perutnya maka hendaknya ia memberikan sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya“. (HR. Tirmidzi).


Dalam kitab Ihya Ulumuddin Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang-orang yang lapar di dunia adalah mereka yang kenyang di akhirat. Dan sesungguhnya orang-orang yang paling dibenci Allah adalah orang-orang yang rakus dan terlalu kenyang. Tidaklah seorang hamba meninggalkan makanan yang disukainya, melainkan makanan itu menjadi derajat baginya di surga“.

Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Tidak akan masuk kerajaan langit, orang yang memenuhi perutnya“. Diriwayatkan bahwa suatu hari Abi Juhaifah bersendawa di hadapan Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah bersabda kepadanya: “Pendekkanlah sendawamu! Sesungguhnya manusia yang paling lama lapar di hari akhirat adalah mereka yang paling banyak kenyang di dunia“. (HR. Al Baihaqi )

 Keutamaan Lapar


Luqman berpesan kepada anaknya, “Wahai anakku, jika lambung sudah penuh, pikiran menjadi tidur, hikmah tak mampu berbicara, dan anggota badan menjadi malas beribadah“.


Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa banyak kenyang dan banyak tidur, maka keraslah hatinya. Kemudian beliau bersabda, “Setiap sesuatu mempunyai zakat dan zakat badan adalah lapar“. (HR. Ibnu Majah)

Hidupkanlah hatimu dengan sedikit tertawa dan sedikit kenyang dan bersihkan dia dengan lapar, niscaya ia menjadi jernih dan lembut“.

Rasulullah SAW bersabda: “Yang terdekat dariku di antara kamu pada hari kiamat adalah yang terbanyak lapar dan bertafakur diantara kamu“. Disebutkan dalam Ihya, Al-Hasan berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Yang paling utama kedudukannya di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling lama lapar dan bertafakur tentang kebesaran Allah SWT. Dan yang paling dibenci Allah di antara kamu pada hari kiamat adalah setiap orang yang terlalu banyak tidur, terlalu banyak makan dan minum“.

Jumat, 30 Juni 2017

Kisah Syeikh SITI JENAR , manunggaling kawulo gusti

Syekh Siti Jenar dikenal karena ajarannya, yaitu Manunggaling Kawula Gusti (penjawaan dari wahdatul wujud).
Ajaran tersebut membuat dirinya dianggap sesat oleh sebagian umat Islam, sementara yang lain menganggapnya sebagai seorang intelek yang telah memperoleh esensi Islam. Ajaran-ajarannya tertuang dalam karya sastra buatannya sendiri yang disebut Pupuh, yang berisi tentang budi pekerti.

Syekh Siti Jenar mengembangkan ajaran cara hidup sufi yang dinilai bertentangan dengan ajaran Walisongo. Pertentangan praktik sufi Syekh Siti Jenar dengan Walisongo terletak pada penekanan aspek formal ketentuan syariah yang dilakukan oleh Walisongo.

*Asal Usul Syekh Siti Jenar *

Nama asli Syekh Siti Jenar adalah Sayyid Hasan ’Ali Al-Husaini, dilahirkan di Persia, Iran. Kemudian setelah dewasa mendapat gelar Syaikh Abdul Jalil. Dan ketika datang untuk berdakwah ke Caruban, sebelah tenggara Cirebon. Dia mendapat gelar Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang atau Syaikh Lemah Brit.
Syaikh Siti Jenar adalah seorang sayyid atau habib keturunan dari Rasulullah Saw. Nasab lengkapnya adalah Syekh Siti Jenar [Sayyid Hasan ’Ali] bin Sayyid Shalih bin Sayyid ’Isa ’Alawi bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid ’Abdullah Khan bin Sayyid Abdul Malik Azmat Khan bin Sayyid 'Alwi 'Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyid 'Ali Khali Qasam bin Sayyid 'Alwi Shohib Baiti Jubair bin Sayyid Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin Sayyid 'Alwi al-Mubtakir bin Sayyid 'Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid 'Isa An-Naqib bin Sayyid Muhammad An-Naqib bin Sayyid 'Ali Al-'Uraidhi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.

Syaikh Siti Jenar lahir sekitar tahun 1404 M di Persia, Iran. Sejak kecil ia berguru kepada ayahnya Sayyid Shalih dibidang Al-Qur’an dan Tafsirnya. Dan Syaikh Siti Jenar kecil berhasil menghafal Al-Qur’an usia 12 tahun.

Kemudian ketika Syaikh Siti Jenar berusia 17 tahun, maka ia bersama ayahnya berdakwah dan berdagang ke Malaka. Tiba di Malaka ayahnya, yaitu Sayyid Shalih, diangkat menjadi Mufti Malaka oleh Kesultanan Malaka dibawah pimpinan Sultan Muhammad Iskandar Syah. Saat itu. Kesultanan Malaka adalah di bawah komando Khalifah Muhammad 1, Kekhalifahan Turki Utsmani.

Akhirnya Syaikh Siti Jenar dan ayahnya bermukim di Malaka.
Kemudian pada tahun 1424 M, Ada perpindahan kekuasaan antara Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sekaligus pergantian mufti baru dari Sayyid Sholih [ayah Siti Jenar] kepada Syaikh Syamsuddin Ahmad.

Pada akhir tahun 1425 M. Sayyid Shalih beserta anak dan istrinya pindah ke Cirebon. Di Cirebon Sayyid Shalih menemui sepupunya yaitu Sayyid Kahfi bin Sayyid Ahmad.
Posisi Sayyid Kahfi di Cirebon adalah sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dari sanad Utsman bin ’Affan. Sekaligus Penasehat Agama Islam Kesultanan Cirebon. Sayyid Kahfi kemudian mengajarkan ilmu Ma’rifatullah kepada Siti Jenar yang pada waktu itu berusia 20 tahun. Pada saat itu Mursyid Al-Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyah ada 4 orang, yaitu:

1. Maulana Malik Ibrahim, sebagai Mursyid Thariqah al-Mu’tabarah al-Ahadiyyah, dari sanad sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan sekitarnya

2. Sayyid Ahmad Faruqi Sirhindi, dari sanad Sayyidina ’Umar bin Khattab, untuk wilayah Turki, Afrika Selatan, Mesir dan sekitarnya,

3. Sayyid Kahfi, dari sanad Sayyidina Utsman bin ’Affan, untuk wilayah Jawa Barat, Banten, Sumatera, Champa, dan Asia tenggara

4. Sayyid Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Ja’far al-Bilali, dari sanad Imam ’Ali bin Abi Thalib, untuk wilayah Makkah, Madinah, Persia, Iraq, Pakistan, India, Yaman.

Kitab-Kitab yang dipelajari oleh Siti Jenar muda kepada Sayyid Kahfi adalah Kitab Fusus Al-Hikam karya Ibnu ’Arabi, Kitab Insan Kamil karya Abdul Karim al-Jilli, Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali, Risalah Qushairiyah karya Imam al-Qushairi, Tafsir Ma’rifatullah karya Ruzbihan Baqli, Kitab At-Thawasin karya Al-Hallaj, Kitab At-Tajalli karya Abu Yazid Al-Busthamiy. Dan Quth al-Qulub karya Abu Thalib al-Makkiy.

Sedangkan dalam ilmu Fiqih Islam, Siti Jenar muda berguru kepada Sunan Ampel selama 8 tahun. Dan belajar ilmu ushuluddin kepada Sunan Gunung Jati selama 2 tahun.

Setelah wafatnya Sayyid Kahfi, Siti Jenar diberi amanat untuk menggantikannya sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dengan sanad Utsman bin ’Affan. Di antara murid-murid Syaikh Siti Jenar adalah: Muhammad Abdullah Burhanpuri, Ali Fansuri, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdul Ra’uf Sinkiliy, dan lain-lain.

KESALAHAN SEJARAH TENTANG SYAIKH SITI JENAR YANG MENJADI FITNAH adalah:

1. Menganggap bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Sejarah ini bertentangan dengan akal sehat manusia dan Syari’at Islam. Tidak ada bukti referensi yang kuat bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Ini adalah sejarah bohong. Dalam sebuah naskah klasik, Serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia yang akrab dengan rakyat jelata, bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….

2. “Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti” yang diidentikkan kepada Syaikh Siti Jenar oleh beberapa penulis sejarah Syaikh Siti Jenar adalah bohong, tidak berdasar alias ngawur. Istilah itu berasal dari Kitab-kitab Primbon Jawa. Padahal dalam Suluk Syaikh Siti Jenar, beliau menggunakan kalimat “Fana’ wal Baqa’. Fana’ Wal Baqa’ sangat berbeda penafsirannya dengan Manunggaling Kawulo Gusti. Istilah Fana’ Wal Baqa’ merupakan ajaran tauhid, yang merujuk pada Firman Allah: ”Kullu syai’in Haalikun Illa Wajhahu”, artinya “Segala sesuatu itu akan rusak dan binasa kecuali Dzat Allah”. Syaikh Siti Jenar adalah penganut ajaran Tauhid Sejati, Tauhid Fana’ wal Baqa’, Tauhid Qur’ani dan Tauhid Syar’iy.

3. Dalam beberapa buku diceritakan bahwa Syaikh Siti Jenar meninggalkan Sholat, Puasa Ramadhan, Sholat Jum’at, Haji dsb. Syaikh Burhanpuri dalam Risalah Burhanpuri halaman 19 membantahnya, ia berkata, “Saya berguru kepada Syaikh Siti Jenar selama 9 tahun, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa dia adalah pengamal Syari’at Islam Sejati, bahkan sholat sunnah yang dilakukan Syaikh Siti Jenar adalah lebih banyak dari pada manusia biasa. Tidak pernah bibirnya berhenti berdzikir “Allah..Allah..Allah” dan membaca Shalawat nabi, tidak pernah ia putus puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan tidak pernah saya melihat dia meninggalkan sholat Jum’at”.

4. Beberapa penulis telah menulis bahwa kematian Syaikh Siti Jenar, dibunuh oleh Wali Songo, dan mayatnya berubah menjadi anjing. Bantahan saya: “Ini suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, seorang cucu Rasulullah. Sungguh amat keji dan biadab, seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis menuliskan seperti itu. Berarti dia tidak bisa berfikir jernih. Dalam teori Antropologi atau Biologi Quantum sekalipun. Manusia lahir dari manusia dan akan wafat sebagai manusia. Maka saya meluruskan riwayat ini berdasarkan riwayat para habaib, ulama’, kyai dan ajengan yang terpercaya kewara’annya. Mereka berkata bahwa Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi sedang bersujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon. Setelah sholat Tahajjud. Dan para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan sholat shubuh.

5. Cerita bahwa Syaikh Siti Jenar dibunuh oleh Sembilan Wali adalah bohong. Tidak memiliki literatur primer. Cerita itu hanyalah cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar kelihatan dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron. Bantahan saya: Wali Songo adalah penegak Syari’at Islam di tanah Jawa. Padahal dalam Maqaashidus syarii’ah diajarkan bahwa Islam itu memelihara kehidupan [Hifzhun Nasal wal Hayaah]. Tidak boleh membunuh seorang jiwa yang mukmin yang di dalam hatinya ada Iman kepada Allah. Tidaklah mungkin 9 waliyullah yang suci dari keturunan Nabi Muhammad akan membunuh waliyullah dari keturunan yang sama.” Tidak bisa diterima akal sehat.

Penghancuran sejarah ini, menurut ahli Sejarah Islam Indonesia (Azyumardi Azra) adalah ulah Penjajah Belanda, untuk memecah belah umat Islam agar selalu bertikai antara Sunni dengan Syi’ah, antara Ulama’ Syari’at dengan Ulama’ Hakikat. Bahkan Penjajah Belanda telah mengklasifikasikan umat Islam Indonesia dengan Politik Devide et Empera [Politik Pecah Belah] dengan 3 kelas:

1. Kelas Santri [diidentikkan dengan 9 Wali]

2. Kelas Priyayi [diidentikkan dengan Raden Fattah, Sultan Demak]

3. Kelas Abangan [diidentikkan dengan Syaikh Siti Jenar]

Wahai kaum muslimin...melihat fenomena seperti ini, maka kita harus waspada terhadap upaya para kolonialist, imprealis, zionis, freemasonry yang berkedok orientalis terhadap penulisan sejarah Islam. Hati-hati....jangan mau kita diadu dengan sesama umat Islam. Jangan mau umat Islam ini pecah. Ulama’nya pecah. Mari kita bersatu dalam naungan Islam untuk kejayaan Islam dan umat Islam.

*Kontroversi ajaran*

Ajaran Syekh Siti Jenar yang paling kontroversial terkait dengan konsepnya tentang hidup dan mati, Tuhan dan kebebasan, serta tempat berlakunya syariat tersebut. Syekh Siti Jenar memandang bahwa kehidupan manusia di dunia ini disebut sebagai kematian. Sebaliknya, apa yang disebut umum sebagai kematian, justru disebut sebagai awal dari kehidupan yang hakiki dan abadi olehnya.[butuh rujukan]

"Manunggaling Kawula Gusti"

Para pendukung Syekh Siti Jenar menegaskan bahwa ia tidak pernah menyebut dirinya sebagai Tuhan. Ajaran ini bukan dianggap sebagai bercampurnya Tuhan dengan makhluk-Nya, melainkan bahwa Sang Pencipta adalah tempat kembali semua makhluk dan dengan kembali kepada Tuhannya, manusia telah bersatu dengan Tuhannya.[butuh rujukan]

Dalam ajaran Syeh Siti Jenar, Manunggaling Kawula Gusti bermakna bahwa di dalam diri manusia terdapat roh yang berasal dari roh Tuhan sesuai dengan ayat Al-Quran yang menerangkan tentang penciptaan manusia:[2]

Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh(ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." Q.S. Shaad: 71-72
Dengan demikian ruh manusia akan menyatu dengan ruh Tuhan dikala penyembahan terhadap Tuhan terjadi (Manunggaling Kawula Gusti). Perbedaan penafsiran ayat Al-Qur’an ini yang menimbulkan polemik, yaitu bahwa di dalam tubuh manusia bersemayam ruh Tuhan.

*Serat Centhini*

Serat Centhini jilid 1 menuliskan kisah Syeh Siti Jenar pada pupuh 38 (1-44). Karya sastra ini tidak menyebut asal mula Syeh Siti Jenar melainkan langsung pada peristiwa yang menyebabkan dirinya dihukum mati. Pada suatu ketika, Prabu Satmata (Sunan Giri) memanggil delapan wali yang lain untuk menghadap ke Giri Gajah, di istana Argapura. Kedelapan wali tersebut adalah Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Ngampeldenta, Sunan Kudus, Syeh Siti Jenar, Syekh Bentong, Pangeran Palembang, dan Panembahan Madura. Masing-masing wali menyampaikan pengetahuan yang mereka miliki hingga giliran Syeh Siti Jenar yang berkata, "Menyembah Allah dengan bersujud beserta ruku'nya, pada dasarnya sama dengan Allah, baik yang meyembah maupun yang disembah. Dengan demikian hambalah yang berkuasa dan yang menghukum pun hamba juga." Semua yang hadir terkejut sehingga menuduhnya sebagai pengikut aliran Qadariyah, menyamakan dirinya dengan Allah, serta keterangannya terlalu jauh. Syeh Siti Jenar membela diri dengan berkata bahwa ''biar jauh tetapi benar sementara yang dekat belum tentu benar''. Hal tersebut membuat Prabu Satmata hendak menghukumnya mati supaya kesalahan prinsip ajaran Syeh Siti Jenar jangan sampai tersebar.[3]

Setelah itu diadakan pertemuan kedua untuk menghakimi tindakan Syeh Siti Jenar. Pertemuan hanya dihadiri tujuh orang wali dengan dihadiri Syekh Maulana Magribi. Saat Syekh Maulana menegaskan nama Siti Jenar, ia menjawab, "Ya, Allah nama hamba, tidak ada Allah selain Siti Jenar, sirna Siti Jenar, maka Allah yang ada." Hal tersebut membuatnya dihukum penggal bersama dengan tiga orang sahabatnya. Dikisahkan pula seorang anak penggembala kambing yang mendengar hal tersebut segera berlari datang ke pertemuan dengan mengatakan bahwa masih ada allah ketinggalan karena sedang menggembalakan kambing. Prabu Satmata mengatakan bahwa anak itu harus dipenggal pula dan jenasahnya diletakkan di dekat jenasah Siti Jenar. Pernyataan tersebut disetujui oleh suara Siti Jenah yang terdengar dari langit.[3]

Tiga hari kemudian, Prabu Satmata melihat jasad Siti Jenar masih utuh. Ia mendengar suara Siti Jenar memberinya salam, mengucapkan selamat tinggal, kemudian menghilang.[3]

Ahla al Musamarah Fi Hikayah al-Auliya al Asyrah Sunting
Ahla al Musamarah Fi Hikayah al-Auliya al Asyrah ("Sekelumit Hikmah tentang Wali Ke Sepuluh") ditulis oleh KH. Abil Fadhol Senori, Tuban. Dalam versi ini, Syekh Siti Jenar memiliki nama asli Syekh Abdul Jalil atau Sunan Jepara, keturunan dari Syekh Maulana Ishak. Ia dihukum mati bukan karena ajarannya, melainkan lebih karena alasan politik. Sunan Jepara dimakamkan di Jepara, di samping makam Sultan Hadirin dan Ratu Kalinyamat.[4]

Setelah Raden Abdul Jalil di eksekusi, para santrinya tidak ikut dieksekusi. Ageng Pengging alias Kebo Kenanga merupakan salah satu santri dari Raden Abdul Jalil, ia berhasil mendidik muridnya bernama Joko Tingkir dengan ajaran dari gurunya. Joko tingkir berhasil menyelesaikan konflik antara proyek besar Negara Islam di Bintoro dan Glagah Wangi (Jepara). Hal ini yang mengharumkan kembali nama Raden Abdul Jalil.[butuh rujukan]

Berikut ini merupakam silsilah Raden Abdul Jalil menurut Ahla al Musamarah Fi Hikayah al-Auliya al Asyrah:[4]

Syekh Jumadil Kubra, berketurunan:
1. Syekh Maulana Ishak
dengan putri Pasa (istri pertama)
a. Sayyid Abdul Qodir/ Abdul Jalil (Syekh Siti Jenar) - murid Sunan Ampel
b. Siti Sarah >< Sunan Kalijaga
dengan Dewi Sekardadu
a. Raden Paku (Sunan Giri)
2. Syekh Ibrahim Asmarakandi
dengan Dewi Condro Wulan (saudari Dewi Mathaningrum atau Putri Campa, istri Prabu Brawijaya)
a. Raja Pendita >< Maduretno
b. Raja Rahmat (Sunan Ampel) >< Condrowati
1) Sayyidah Ibrahim (Sunan Bonang)
2) Sayyidah Qosim (Sunan Drajat)
3) Sayyidah Syarifah
4) Sayyidah Mutmainah
3) Sayyidah Hafshah
c. Sayiddah Zaenah
3. Siti Afsah

Dri berbagai sumber .
Wallohu a'lam ,,

Jumat, 26 Mei 2017

BENARKAH KALENDER ISLAM TIDAK SAMPAI PADA 1500 ? PADAHAL SEKARANG SUDAH TAHUN 1438 H. Berikut penjelasanya .


Tidak terasa kita hidup dipenghujung Jaman.
Rasul SAW Berkata :
_Jaman itu dibagi 5_

_1. Jaman Nubuwwah_
(Jaman kenabian diawali dr Jaman Nabi Adam AS sampai Baginda Nabi Muhammad SAW)

_2. Jaman Khilafah l_
(dipimpin sahabat -sahabat Nabi Abu Bakar Umar, Utsman dan Ali ra).

_3. Jaman Al-mulk kerajaan_ (berakhir runtuhnya Dinasti Utsmani diturki kalau diindonesia Majapahit, Sriwijaya, Galu dsbnya).

_4. Jaman Jababiro_
(Jaman kebebasan maksiat dimana-mana dan kita hidup di Jaman ini).
Fitnah2 bertebaran untuk melemahkan kaum Muslimin (era fitnah terbesar akan terjadi saat Dajjal muncul), Org2 yg tdk cakap/dzolim menjadi penguasa (pemimpin), jumlah ummat Islam banyak ttp bagaikan buih diatas laut (sedikit yg berjihad untuk membela Islam)... -->
*_Jaman ini sdh terjadi dan sdg kita jalani..._*
*_Astaghfirullah....._*

_5. Jaman Khilafah ll_
(Jaman yg mana suasana seperi pada Jaman Rosululloh SAW, nanti umat Islam akan dipimpin *_Imam Mahdi hanya berlangsung lebih kurang 9 tahun._*

_Pada Jaman ini pula Dajjal muncul, Nabi Isa AS jg muncul ditugaskan untuk membunuh Dajjal dan meng-Islamkan orang2 Kafir/Nashoro)._

Para Ulama hadits memprediksi ttg usia umur ummat Islam :

_1. Ibnu Hajar Asqalani_
seorang ulama pakar hadits, kitab beliau yg populer diindonesia adalah Fathul Barri Beliau berkata umur umat Islam sampai 1476 H.

_2. Imam As-syuyuthi_
Beliau mengatakan umur umat Islam sampai 1477 H

*_3. Ibnu Hajar Hambali_*
kata Beliau umur umat Islam lebih dari 1400 H namun tdk sampai 1500 H

Allahu Akbar sekarang umur umat Islam sudah sampai pada 1437 H.

*_Hari kiamat tdk ada yg tau termasuk Rosululloh SAW namun mengenai umur umat Islam, Rasulullah sdh memberi bocoran tdk sampai 1500 H._*

Kelak diakhir jaman Alloh SWT akan wafatkan serentak umat islam dimuka bumi dan yg tersisa hanyalah orang kafir yg akan menyaksikan hancurnya bumi gunung laut langit dan seluruh alam (baca Al-Qoriah, Al-Qiyamah, Al-Waqiah).

Diantara tanda kiamat kata Rasulullah SAW akan muncul Dukhan (kabut hitam) yg menyelimuti bumi selama 40 hari 40 malam, lalu sahabat bertanya Ya Rasulullah kapan itu terjadi???
Kata Baginda Nabi SAW itu terjadi apabila yg
- pertama KALAU PENYANYI WANITA BERMUNCULAN DIMANA-MANA
- Yg kedua kata Rasulullah SAW, kalau alat musik dicintai oleh umatku dan minuman keras dimana-mana....

*_Saudaraku,... tanda2 diatas sudah muncul semua sekarang.......... ._*

*_Mumpung masih ada waktu, mari segera benahi diri, perbaiki kualitas ibadah dan perbanyak amal sholih untuk bekal di akherat nanti...._*
Wallahu'alam....

*Sudah Siapkah...*

Note:
Kajian ilmiah seluruh Pakar Iptek di timur n barat sdh 100% membenarkan Peringatan Rasulullah 14 abad yg lalu...! n janji Allah pasti benar n tepat...!
BADAN Meteorologi dan Geofisika menyatakan bahwa akan terjadi kemarau panjang yang akan melanda dunia.

Diperkirakan kemarau panjang tersebut akan dimulai tahun 2019 hingga 2022. Cadangan air dunia saat ini hanya tersisa 3% saja.

Lalu apa artinya informasi ini bagi kita?
Artinya adalah *_keluarnya Dajjal telah sangat dekat._*
*_Dan munculnya Imam Mahdi telah berada di tengah-tengah kita, tanpa kita sadari._*

Ini berarti apa yang disabdakan Rasulullah telah terbukti.
Dalam hadits tentang kisah Tamim Ad-Dari, keluarnya Dajjal di tandai dengan keringnya danau Thabariyyah (Tiberias), keringnya mata air Zughar, dan pohon kurma Baisan tidak berbuah lagi. Dan jika kita mengikuti perkembangan informasi terakhir tentang tiga pertanda tersebut, sudah nyata terjadi.

Sudah dua tahun ini, pohon kurma di Baisan tidak berbuah lagi.

Diikuti dengan semakin minusnya mata air Zughar. Dan yang paling mencengangkan adalah surutnya air di danau Tiberias di Israel sudah sangat mengkhawatirkan.
Sedemikian, sehingga pemerintah Israel sibuk mencari sumber air lain.

Salah satunya perencanaan penyulingan air laut. Dalam hadits lain dikatakan bahwa Dajjal akan keluar dari sarangnya ditandai setelah terjadi kemarau dan kekeringan selama kurun 3 tahun. Dan sebagaimana disebutkan di atas, bahwa Badan Meteorologi dan Geofisika telah memperkirakan kekeringan panjang akan dimulai tahun 2019 hingga 2022.

Jika di antara kita ada yang pernah berhaji dari tahun 2011, 2012, 2013, 2014, maka insya Allah pernah berjumpa dengan “calon Imam Mahdi” di dekat Ka’bah. Dan hanya orang-orang khusus saja yang mengetahui tanda tandanya. Dan kemunculan Imam Mahdi ini seperti yang pernah di nubuwahkan oleh Rasulullah adalah ditandai wafatnya Raja yang namanya bermakna nama hewan. 
Bisa jadi ia adalah Raja Fahd (Fahd: singa). Setelah itu terjadi perselisihan. Dan naik tahta raja yang banyak dosa, kemudian meninggal, kemudian muncul raja yang baik. (Bisa jadi ia adalah Raja Salman). Wallahu a’lam.
Di masa atau setelah masa pemerintahan Raja Salman inilah terjadinya pembai’atan atas Imam Mahdi. Dari pertanda ayat-ayat qauniyah tersebut, kesimpulannya adalah akhir dari fananya dunia ini sudah demikian dekat.
Marilah kita berbuat baik semaksimal mungkin, dan ajaklah setiap berjumpa sesama muslim dimanapun, untuk semakin bersungguh-sungguh memperbanyak amal akhirat.
*ALLAHU AKBAR... !!!*
[6/2 10.46 PM] ‪+62 823-3055-8063‬: *_Kiamat menurut Agama Islam ditandai dengan beberapa petanda. Kita boleh baca novel sampai beribu2 kali tapi baca ini hanya perlu 5 menit_*

- Kemunculan Imam Mahdi

- Kemunculan Dajjal

- Turunnya Nabi Isa (AS)

- Kemunculan Yakjuj dan Makjuj

- Terbitnya matahari dari Barat ke Timur

- Pintu pengampunan akan ditutup

- Dab'bat al-Ard akan keluar dari tanah & akan menandai muslim yang se-benar2nya

- Kabut selama 40 Hari akan mematikan semua orang beriman sejati shg mereka tidak perlu mengalami tanda2 kiamat lainnya

- Sebuah kebakaran besar akan menyebabkan kerusakan

- Pemusnahan/runtuhnya Kabah

- Tulisan dalam Al-Quran akan lenyap

- Sangkakala akan ditiup pertama kalinya membuat semua makhluk hidup merasa bimbang dan ketakutan

- Tiupan sangkakala yang kedua kalinya akan membuat semua makhluk hidup mati dan yg ketiga yang membuat setiap makhluk hidup bangkit kembali

Nabi MUHAMMAD SAW telah bersabda:
"Barang siapa yg mengingatkan ini kepada orang lain, akan Ku buatkan tempat di syurga baginya pada hari penghakiman kelak"

Kita boleh kirim ribuan bbm mesra, promote, bc yang terlalu penting tapi bila kirim yang berkaitan dengan ibadah mesti berpikir 2x.

Allah berfirman : "jika engkau lebih mengejar duniawi daripada mengejar dekat denganKu maka Aku berikan, tapi Aku akan menjauhkan kalian dari syurgaKu"

Itulah yg dimaksud dajjal yg bermata satu: Artinya hanya memikirkan duniawi drpd akhirat.

Kerugian meninggalkn sholat :
Subuh: Cahaya wajah akan pudar.
Zuhur: Berkat pendapatan akan hilang.
Ashar: Kesehatan mulai terganggu.
Maghrib: Pertolongan anak akan jauh di akhirat nanti.
Isya': Kedamaian dlm tidur sukar didapatkan.

Sebarkan dgn ikhlas. tiada paksaan dalam agama
Niatkan ibadah (sebarkan ilmu walau 1 ayat)

Nasihat Kubur:

1). Aku adalah tempat yg paling gelap di antara yg gelap, maka terangilah .. aku dengan TAHAJUD

2). Aku adalah tempat yang paling sempit, maka luaskanlah aku dengan berSILATURAHIM ..

3). Aku adalah tempat yang paling sepi maka ramaikanlah aku dengan perbanyak baca .. AL-QUR'AN.

4). Aku adalah tempatnya binatang2 yang menjijikan maka racunilah ia dengan Amal SEDEKAH,

5). Aku yg menyempitmu hingga hancur bilamana tidak Sholat, bebaskan sempitan itu dengan SHOLAT

6). Aku adalah tempat utk merendammu dgn cairan yg sangat amat sakit, bebaskan rendaman itu dgn PUASA..

7). Aku adalah tempat Munkar & Nakir bertanya, maka Persiapkanlah jawabanmu dengan Perbanyak mengucapkan Kalimah "LAILAHAILALLAH"

Kirim ini semampumu dan seikhlasmu kepada sesama Muslim, sampaikanlah walau hanya pada 1 org..
Karena, saat kamu membawa Al-Qur'an, setan biasa2 saja.
Saat kamu membukanya, syaitan mulai curiga.
Saat kamu membacanya, ia gelisah.
Saat kamu memahaminya, ia kejang2.
Saat kamu mengamalkan Al-Qur'an dlm kehidupan seharI-hari, ia stroke.
Trus n trus baca & amalkan agar syaitan stroke semuanya juga jantungnya dan mati.
Ketika anda ingin menyebarkan .. ini, lagi2 syaitan pun mencegahnya.
Syaitan berbisik;
*Sudahlaaaaaah tak usah disebarkan, tak penting, buang waktu saja, tak mungkin akan dibaca*
Sekecil apapun amal ibadah, Allah SWT menghargainya  .. Yang men-share ini...... Semoga menjadi amal. Aamiin

Kamis, 25 Mei 2017

Segala yang meMABUKkan dilarang dalam KITAB-KITAB agama ISLAM , KRISTEN , YAHUDI , HINDHU, BUDHA dan SIKH.


1. Islam

Di dalam Al Quran Surat Al Maa’idah 90, Allah berfirman, “Sesungguhnya khamar berjudi, berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah najis termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan …"

2. Kristen dan Yahudi
Di dalam kitab Imamat 9:8-9, Tuhan berfirman kepada Harun, “Janganlah engkau minum anggur atau minuman keras, engkau serta anak-anakmu, supaya kamu jangan mati. Itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun temurun”

Di dalam kitab Hakim-hakim 13:4, Tuhan berfirman, “Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram”

Larangan minum alkohol atau yang memabukkan juga terdapat dalam Kitab Hakim-hakim 13:14, Yesaya 5:11, Amsal 20:1, Amsal 23:20, Hosea 4:11, Matius 27:34, Exodus 12: 15 (RSV)

3. Buddha

Aturan Kelima (The Fifth Precept) ajaran Budha menyebutkan, “Aku berusaha untuk tidak meminum minuman difermentasi dan disuling yang dapat menyebabkan Ketidaksadaran.”

4. Hindu

Kitab Hindu juga melarang minuman keras, “Untuk minuman keras kotoran yang diekskresikan dari beras, dan kotoran tersebut berasal dari setan; Oleh karena itu seorang imam, penguasa, atau orang biasa tidak boleh minum minuman keras.”

Larangan minum alkohol atau minuman memabukkan juga terdapat dalam kitab Manu Smriti Bab 11 ayat 151, Manu Smriti Bab 7 ayat 47-50, Manu Smriti Bab 9 ayat 225, Rigved Book 8 hymn 2 ayat 12 dan
Rigved Book 8 hymn 21 ayat 14

5. Sikh

Bahkan dalam ajaran Sikh, The Guru Granth Sahib melarang umatnya minum alkohol. The Guru mengatakan,
“Minum anggur membuat kecerdasan menurun dan merusak pikiran.” (SGGS p554)

Lima larangan di dalam ajaran Sikh meliputi
1) Tidak boleh potong rambut
2) Tidak boleh berkelakuan buruk
3) Tidak boleh merokok
4) Tidak boleh makan daging yang disembelih
5) Tidak boleh minum minuman beralkohol

Satu-satunya agama yang menghalalkan alkohol dan miras adalah agama uang (The Religion of Money). Bisnis alkohol adalah ladang basah. Di Amerika saja konsumsi bir tahun 2013 mencapai lebih dari 230 juta barrel dengan pendapatan tahunan 300 hingga 400 triliun Rupiah.

Indonesia adalah salah satu pasar besar untuk penyebaran alkohol. Tidak perlu retorika dan debat kusir untuk membuktikan bahwa alkohol merusak dan mengorbankan banyak orang.

Kamis, 13 April 2017

NAMA NAMA ULAMA' SALAFY INTERNASIONAL


بسم الله الرحمن الرحيم

Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم bersabdaخَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ

“Sebaik-baik manusia adalah generasiku ( para sahabat ) kemudian generasi berikutnya (tabi’in) kemudian generasi berikutnya ( tabiu’t tabi’in )” (Hadits Bukhari & Muslim)

Imam Malik رحمه الله telah berkata :

كُلُّ خَيْرٍ فِي إتِباَعِ مَنْ سَلَف وَ كُلُّ شَرٍّ فِي إبْتِداَعِ مَنْ خَلَفِ

“Setiap kebaikan adalah apa-apa yang mengikuti para pendahulu (salaf), dan setiap kejelekan adalah apa-apa yang diada-adakan orang kemudian (kholaf)” dan “Tidak akan baik akhir dari umat ini kecuali kembali berdasarkan perbaikan yang dilakukan oleh generasi pertama”.

Pada postingan kali ini kami menghadirkan daftar nama-nama sebagian para ulama ahlul hadits mulai dari zaman para sahabat ~Rodhiyallohu ‘Anhuma Ajma’in~ hingga zaman sekarang yang masyhur :

Khalifah ar-Rasyidin ~rodhiyallohu ‘ahuma ajma’in~ :

• Abu Bakr Ash-Shiddiq
• Umar bin Al-Khaththab
• Utsman bin Affan
• Ali bin Abi Thalib

Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم Bersabda :لاَ تَسُبُّوْا أَصْحَابِيْ فَلَوْا أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيْفَهُ
“Janganlah kalian mencela para sahabatku. Andaikan seorang di antara kalian berinfaq emas sebesar gunung Uhud, niscaya infaq itu tak mampu mencapai satu mud infaq mereka, dan tidak pula setengahnya” (HR. Bukhari 3470, Muslim 2541)

Shohabat ~rodhiyallohu ‘ahuma ajma’in~ :

• Ibnu Umar
• Ibnu Abbas
• Ibnu Az-Zubair
• Ibnu Amr
• Ibnu Mas’ud
• Aisyah binti Abubakar
• Ummu Salamah
• Zainab bint Jahsy
• Anas bin Malik
• Zaid bin Tsabit
• Abu Hurairah
• Jabir bin Abdillah
• Abu Sa’id Al-Khudri
• Mu’adz bin Jabal
• Abu Dzarr al-Ghifari
• Sa’ad bin Abi Waqqash
• Abu Darda’

Para Tabi’in ~rohimahumullohu ajma’in~ :

• Sa’id bin Al-Musayyab wafat 90 H
• Urwah bin Zubair wafat 99 H
• Sa’id bin Jubair wafat 95 H
• Ali bin Al-Husain Zainal Abidin wafat 93 H
• Muhammad bin Al-Hanafiyah wafat 80 H
• Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud wafat 94 H
• Salim bin Abdullah bin Umar wafat 106 H
• Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr Ash Shiddiq
• Al-Hasan Al-Bashri wafat 110 H
• Muhammad bin Sirin wafat 110 H
• Umar bin Abdul Aziz wafat 101 H
• Nafi’ bin Hurmuz wafat 117 H
• Muhammad bin Syihab Az-Zuhri wafat 125 H
• Ikrimah wafat 105 H
• Asy Sya’by wafat 104 H
• Ibrahim an-Nakha’iy wafat 96 H
• Aqamah wafat 62 H

Para Tabi’ut tabi’in ~rohimahumullohu ajma’in~ :

• Malik bin Anas wafat 179 H
• Al-Auza’i wafat 157 H
• Sufyan bin Said Ats-Tsauri wafat 161 H
• Sufyan bin Uyainah wafat 193 H
• Al-Laits bin Sa’ad wafat 175 H
• Syu’bah ibn A-Hajjaj wafat 160 H
• Abu Hanifah An-Nu’man wafat 150 H

Atba’ Tabi’it Tabi’in : Setelah para tabi’ut tabi’in ~rohimahumullohu ajma’in~:

• Abdullah bin Al-Mubarak wafat 181 H
• Waki’ bin Al-Jarrah wafat 197 H
• Abdurrahman bin Mahdy wafat 198 H
• Yahya bin Sa’id Al-Qaththan wafat 198 H
• Imam Syafi’i wafat 204 H

Murid-Murid atba’ Tabi’it Tabi’in ~rohimahumullohu ajma’in~ :

• Ahmad bin Hambal wafat 241 H
• Yahya bin Ma’in wafat 233 H
• Ali bin Al-Madini wafat 234 H
• Abu Bakar bin Abi Syaibah Wafat 235 H
• Ibnu Rahawaih Wafat 238 H
• Ibnu Qutaibah Wafat 236 H

Kemudian murid-muridnya seperti ~rohimahumullohu ajma’in~ :

• Al-Bukhari wafat 256 H
• Muslim wafat 271 H
• Ibnu Majah wafat 273 H
• Abu Hatim wafat 277 H
• Abu Zur’ah wafat 264 H
• Abu Dawud : wafat 275 H
• At-Tirmidzi wafat 279
• An Nasa’i wafat 234 H

Generasi berikutnya : orang-orang generasi berikutnya yang berjalan di jalan mereka adalah ~rohimahumullohu ajma’in~:

• Ibnu Jarir ath Thabary wafat 310 H
• Ibnu Khuzaimah wafat 311 H
• Muhammad Ibn Sa’ad wafat 230 H
• Ad-Daruquthni wafat 385 H
• Ath-Thahawi wafat 321 H
• Al-Ajurri wafat 360 H
• Ibnu Hibban wafat 342 H
• Ath Thabarany wafat 360 H
• Al-Hakim An-Naisaburi wafat 405 H
• Al-Lalika’i wafat 416 H
• Al-Baihaqi wafat 458 H
• Al-Khathib Al-Baghdadi wafat 463 H
• Ibnu Qudamah Al Maqdisi wafat 620 H

Murid-Murid Mereka ~rohimahumullohu ajma’in~:

• Ibnu Daqiq Al-led wafat 702 H
• Ibnu Taimiyah wafat 728 H
• Al-Mizzi wafat 742 H
• Imam Adz-Dzahabi (wafat 748 H)
• Imam Ibnul-Qoyyim al-Jauziyyah (wafat 751 H)
• Ibnu Katsir wafat 774 H
• Asy-Syathibi wafat 790 H
• Ibnu Rajab wafat 795 H

Ulama Generasi Akhir ~rohimahumullohu ajma’in~:

Ash-Shan’ani wafat 1182 H
Muhammad bin Abdul Wahhab wafat 1206 H
Muhammad Shiddiq Hasan Khan wafat 1307 H
Al-Mubarakfuri wafat 1427 H
Abdurrahman As-Sa`di wafat 1367 H
Ahmad Syakir wafat 1377 H
Muhammad bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh wafat 1389 H
Muhammad Amin Asy-Syinqithi wafat 1393 H
Muhammad Nashiruddin Al-Albani wafat 1420 H
Abdul Aziz bin Abdillah Baz wafat 1420 H
Hammad Al-Anshari wafat 1418 H
Hamud At-Tuwaijiri wafat 1413 H
Muhammad Al-Jami wafat 1416 H
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin wafat 1423 H
Muqbil bin Hadi Al-Wadi’iy رحمه الله wafat 1422 H
Shalih bin Fauzan Al-Fauzan حفظه الله تعالى
Abdul Muhsin Al-Abbad حفظه الله تعالى
Robi’ bin Hadi Al-Madkhali حفظه الله تعالى
Yahyâ bin ‘Alî al-Hajûrî  حفظه الله تعالى
Yahyâ bin Utsman Al-Mudarris  حفظه الله تعالى

di posting untuk ISLAMIC ZONE https://thibbalummah.wordpress.com
dari Sumber: Makanatu Ahli Hadits karya Asy-Syaikh Rabi bin Hadi Al-Madkhali  حفظه الله تعالى  dan Wujub Irtibath bi Ulama dengan sedikit tambahan Admin dari sumber lainnya.

Rabu, 15 Maret 2017

Empat Sungai Surga yang berada di Dunia

Dunia memiliki ribuan bahkan jutaan sungai yang membentang dan menjadi salah satu sumber kehidupan untuk wilayah yang dialirinya. Dari sekian banyak sungai itu, hanya empat sungai yang dipuji sedemikian tinggi oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau menyebut empat sungai ini sebagai sungai surga. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Seihan, Jeihan, Nil, dan Eufrat, semuanya adalah sungai-sungai surga.’’(HR Muslim).

Kawasan di sekitar sungai ini pada masa lalu tumbuh menjadi pusat-pusat peradaban umat manusia.  Saat ini negara Arab dan Timur Tengah yang umumnya gersang bisa tumbuh subur berkat dialiri sungai-sungai ini. Rasulullah SAW memang secara khusus menyebutkan keistimewaan keempat sungai tersebut. Sebuah riwayat dari Ibnu Abbas Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah menurunkan sungai-sungai tersebut dari sumber mata air yang sama dengan yang berada di surga, yakni di lapisan yang paling bawah. Sumber mata air ini dilindungi oleh sepasang sayap malaikat Jibril. Ia menitipkannya pada gunung yang kemudian mengalirkannya ke bumi.


1. Sungai Nil
Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di dunia yang membelah sembilan negara diantaranya Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan, dan Mesir dengan panjang sungai mencapai 6.650 km.  Aliran airnya berasal dari pegunungan Kilimanjoro, Afrika Timur dan mengalir dari arah selatan ke utara dan bermuara di laut tengah.

Ada fenomena yang menjadi perhatian para ilmuwan Arab tentang kadar air yang seolah sudah diatur. Pada musim dingin, sungai ini justru surut, namun ketika musim panas tiba, maka  debit airnya malah naik. Luapan air menggenangi daerah di kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50 kilometer. Sehingga meski musim panas, namun kawasan di wilayah sungai Nil tetap subur. Naiknya sungai Nil di musim panas karena mencairnya salju di pegunungan Kilimanjoro.

Dari air Nil pula pertanian dan perkebunan Mesir menggeliat, hingga tidak di bayangkan di negeri yang mayoritas daratannya berupa padang pasir ini bisa menghasilkan buah-buahan seperti pisang, jeruk, anggur dan buahan lainnya.  Amat pantas jika posisi Nil begitu berharga karena manfaatnya cukup besar terhadap kehidupan dan peradapan manusia karena Nil sendiri memiliki kekhususan di hadapan Allah.

2. Sungai Eufrat
Sungai Eufrat dalam beberapa hadist sering disebut oleh Nabi Muhammad SAW. Sungai ini membentang sepanjang lebih kurang 2.781 km dan melewati tiga negara, yakni Turki, Suriah, dan Irak. Sungai ini besar bersama sungai Trigis dalam peradaban kuno besar di Mesopotamia.  Kebanyakan kota purba penting terletak di tebing sungai ini, seperti Kota Mari, Sippar, Nippur, Shuruppak, Uruk, dan Eridu. Lembah sungai ini juga membentuk pusat imperium Babilonia dan Assyria. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa menjelang hari kiamat, sungai Eufrat akan mengering. Pada saat mengering nanti akan ditemukan ‘Gunung Emas’ yang hanya akan membawa kekacauan. Nabi SAW memerintahkan agar umat Islam tidak turut serta dalam perebutan gunung emas tersebut.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sehingga sungai Euphrat surut menyibakkan gunung emas, di atasnya orang-orang berperang, sehingga dari setiap seratus orang akan terbunuh sembilan puluh sembilan. Setiap orang dari mereka mengatakan, “Mudah-mudahan, akulah orang yang selamat itu.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Dalam sebuah hadits disebutkan, “Hampir tiba masanya, sungai Euphrat surut menyingkapkan pembendaharaan emas. Siapa yang menghadirinya, janganlah mengambilnya sedikitpun.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Ubay bin Ka’ab: “Hampir tiba masanya, sungai Euphrat surut menyingkapkan gunung emas. Jika orang-orang mendengar hal itu, mereka berjalan ke sana. Maka orang-orang yang ada di sana mengatakan, “Jika kita membiarkan orang-orang mengambilinya, mereka pasti akan mengambil seluruhnya,” Beliau bersabda, “Maka, mereka bertempur di atasnya, sehingga setiap seratus orang terbunuh sembilan puluh sembilan.” [HR. Muslim].

3. Sungai Seihan
Seihan merupakan sungai terbesar yang berada di Yordania (dahulu wilayah syam). Air sungai mengalir  dari perbukitan Anadolu di pegunungan Ante Toros. Sungai ini Melewati Adana, dan bermuara di Laut tengah, di timur laut Teluk Iskandarun. Dalam sumber Wikipedia, sungai ini merupakan Sungai terpanjang di Turki yang mengalir ke Laut Tengah. Di Adana, aliran Sungai Seihan dibendung menjadi sebuah dam yang berfungsi untuk irigasi, tenaga listrik, dan pengendali banjir.

4. Sungai Jeihan
Jeihan adalah sungai di daerah Mushoishoh. Imam Al-Hazimi berkata: Seihan ada di daerah Mushoishoh, bukan lah sungai sihun (yang ada di khurosan). (Syarah Shahih Muslim (17/176). Disebutkan oleh Penulis Nihayatul Gharib bahwasanya Seihan dan Jeihan adalah Dua Sungai yang terletak di daerah Al-Mushoisoh dan Tursus.

Selasa, 14 Maret 2017

RAHASIA HURUF HIJAIYYAH


مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعاً سُجَّداً يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَاناً سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْراً عَظِيماً

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam- penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min). Allah menjanjikan kepada orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. AL-FATH ayat 29)
 
Ada dua puluh sembilan huruf Hijaiyah. Awalnya adalah alif, kemudian ba, kemudian ta, dan akhirnya adalah ya. Huruf kedua, Ba, merangkum semua pengetahuan tentang wujud semesta. Ba adalah Bahr, Samudera. Setiap wujud sejatinya meng-ada di dalam “samudera” abadi ini. Renungkanlah perlahan sekali…

Ba-Bahr Al Qudrah-Samudera Kehendak
Tubuh kita dan segala benda-benda, air yang kita teguk dan udara yang kita hirup, segala yang kita lihat sentuh dan rasakan, padat cair dan gas, semuanya terbangun dari atom-atom. Kita semua sudah tahu itu. Meski atom bukanlah elemen terkecil dari benda-benda, sebagaimana telah ditunjukkan oleh para ahli fisika kuantum, mari kita batasi perjalanan kita hanya sampai di atom ini. Inti atom (nucleus) merupakan pusat atom. Seberapa besar inti atom ini? Jika kita perbesar ukuran sebiji atom menjadi sebesar bola berdiameter 200 meter, maka besarnya inti atom adalah sebesar sebutir debu di pusatnya.
Hebatnya, sebutir debu ini membawa 99,95% massa atom seluruhnya yang dipadatkan oleh strong nuclear force ke dalam partikel proton. Sementara elektron-elektron sangatlah ringan dan bergerak mengelilingi proton pada jarak yang jauh sekali. Seberapa jauh? Jika kita perbesar ukuran elektron menjadi sebesar biji kelereng, maka jarak antara elektron ini ke inti atom adalah sejauh satu kilometer! Ada apa di antara elektron dengan proton? Tidak ada apa-apa. Hanya ruang kosong semata sepanjang jarak satu kilometer itu!

Sebutir garam terdiri dari banyak sekali atom. Jika kita bisa menghitung satu milyar atom dalam sedetik, maka kita membutuhkan lebih dari lima ratus tahun untuk menghitung jumlah seluruh atom di dalam sebutir garam saja! Atom-atom itu secara rapi membangun wujud sebutir garam. Dan di dalamnya terbentang ruang kosong di antara atom-atomnya. Sebagaimana samudera. Sebutir garam mewujud di dalamnya. Ia “berenang” dan meng-ada di dalamnya. Juga kita dan semua benda-benda.

Wujud kita sejatinya selalu berada di dalam samudera ruang kosong….di dalam samudera atomis gaya-gaya….di dalam samudera kehendakNya (Bahr al-Qudrah)…

Dari Husein bin Ali bin Abi Thalib as. :
Seorang Yahudi mendatangi Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as bersama Nabi.
Yahudi itu berkata kepada Nabi Muhammad SAW : “apa faedah dari huruf hijaiyah ?”
Rasulullah SAW lalu berkata kepada Ali bin Abi Thalib as, “Jawablah”.
Lalu Rasulullah SAW mendoakan Ali, “ya Allah, sukseskan Ali dan bungkam orang Yahudi itu”.
Lalu Ali berkata : “Tidak ada satu huruf-pun kecuali semua bersumber pada nama-nama Allah swt”.
Kemudian Ali berkata :
“Adapun Alif artinya tidak ada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup dan Kokoh,
Adapun Ba artinya tetap ada setelah musnah seluruh makhluk-Nya.
Adapun Ta, artinya yang maha menerima taubat, menerima taubat dari semua hamba-Nya,
adapun Tsa artinya adalah yang mengokohkan semua makhluk “Dialah yang mengokohkan orang-orang beriman dengan perkataan yang kokoh dalam kehidupan dunia”
Adapun Jim maksudnya adalah keluhuran sebutan dan pujian-Nya serta suci seluruh nama-nama-Nya.
Adapun Ha adalah Al Haq, Maha hidup dan penyayang.
Kha maksudnya adalah maha mengetahui akan seluruh perbuatan hamba-hamba-Nya.
Dal artinya pemberi balasan pada hari kiamat,
Dzal artinya pemilik segala keagungan dan kemuliaan.
Ra artinya lemah lembut terhadap hamba-hamba-Nya.
Zay artinya hiasan penghambaan.
Sin artinya Maha mendengar dan melihat.
Syin artinya yang disyukuri oleh hamba-Nya.
Shad maksudnya adalah Maha benar dalam setiap janji-Nya.
Dhad artinya adalah yang memberikan madharat dan manfaat.
Tha artinya Yang suci dan mensucikan,
Dzha artinya Yang maha nampak dan menampakan seluruh tanda-tanda.
Ayn artinya Maha mengetahui hamba-hamba-Nya.
Ghayn artinya tempat mengharap para pengharap dari semua ciptaan-Nya.
Fa artinya yang menumbuhkan biji-bijian dan tumbuhan.
Qaf artinya adalah Maha kuasa atas segala makhluk-Nya
Kaf artinya yang Maha mencukupkan yang tidak ada satupun yang setara dengan-Nya, Dia tidak beranak dan tidak diperanakan.
Adapun Lam maksudnya adalah maha lembut terhadap hamba-nya.
Mim artinya pemilik semua kerajaan.
Nun maksudnya adalah cahaya bagi langit yang bersumber pada cahaya arasynya.
Adapun waw artinya adalah, satu, esa, tempat bergantung semua makhluk dan tidak beranak serta diperanakan.
Ha artinya Memberi petunjuk bagi makhluk-Nya.
Lam alif artinya tidak ada tuhan selain Allah, satu-satunya serta tidak ada sekutu bagi-Nya.
Adapun ya artinya tangan Allah yang terbuka bagi seluruh makhluk-Nya”.
Rasulullah lalu berkata “Inilah perkataan dari orang yang telah diridhai Allah dari semua makhluk-Nya”.
Mendengar penjelasan itu maka yahudi itu masuk Islam.
Dari Ibrahim bin Khuttab, dari Ahmad bin Khalid, dari Salamah bin Al Fadl, dari Abdullah bin Najiyah, dari Ahmad bin Badil Al Ayyamy, dari Amr bin Hamid hakim kota ad Dainur, dari Farat bin as Saib dari Maimun bin Mahran, dari Ibnu Abbas dan sanadnya Rosulullah SAW, ia berkata: “Segala sesuatu ada penjelasan (tafsir)nya yang diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya”.

Kandungan empat unsur alam  semesta dalam huruf hijaiyah, yaitu:
Unsur api : alif, haa’, tha’, shad, mim, fa’, syin.
Unsur udara : ba’, wawu, ya’, nun, shat, ta’, dha’.
Unsur air : jim, za’, kaf, sin, qaf, tsa’, zha’.
Unsur tanah : ha’, lam, ‘ain, ra’, kha’, ghain.
30 kunci huruf hijaiyah yang berada di tubuh manusia yaitu:
1. alif = hidung
2. ba” = mata
3. ta” = tempat mata(lubang tempat mata)
4. tsa” = bahu kanan
5. jim = bahu kiri
6. ha = tangan kanan
7. kha = tangan kiri
8. dal = telapak tangan kanan dan kiri
9. dzal = kepala dan rambut
10. ro” = rusuk kanan
11. zai = rusuk kiri
12. sin = dada kanan
13. syin = dada kiri
14. shod = pantat kanan
15. dhod = pantat kiri
16. tho” = hati
17. zho” = gigi
18. ain = paha kanan
19. ghoin = paha kiri
20. fa” = betis kanan
21. kof = betis kiri
22. kaf = kulit
23. lam = daging
24. mim = otak
25. nun = nur/cahaya
26. wau = telapak kaki kanan dan kiri
27. HA” = sungsum tulam
28. lam alif = manusia utuh
29. hamzah = memenuhi segala
30. ya” = mulut/manusia

Affirmasi:
Ya ALLAH saya minta kunci dengan ……………….

contoh:
Ya ALLAH saya minta kunci dengan ALIF
contoh:
Ya ALLAH saya minta kunci dengan Hamzah
30 kunci dipakai untuk membersihkan bagian bagian tubuh dari hal -hal yang negatif.sehingga tubuh dapat berfungsi normal.dan tentunya meningkatkan tingkat kita dalam hal dunia dan spiritual..

Nb.
Artikel ini sekedar sebagai referensi bahan kajian untuk seluruh praktisi QUANTUM TRANCEFORMASI  NAQS DNA. Dan sebenarnya masih banyak lagi kajian mengenai ilmu huruf ini, yaitu diantaranya mengenai ilmu khodam huruf dan lain sebagainya Yang mana kajian itu tidak saya tampilkan di sini karena sudah terlalu jauh dari prinsip dasar NAQS DNA.
Huruf hijaiyah itu adalah Intisari Asma-asma Allah Ta’ala. Hanya Allah swt, saja yang Maha Mengetahui rahasianya. Bila ada seorang Ulama Sufi dibukakan rahasia huruf, itu pun masih sebagian kecil sekali, dibanding samudera rahasia huruf itu sendiri.
Allah swt, tidak memerintahkan kita agar menyelidiki rahasia-rahasia ghaib yang tersembunyi dibalik huruf-huruf hijaiyah. Kecuali jika Allah swt, menghendaki hambaNya untuk mengetahuinya, Allah swt membukakan hijab huruf itu. Dan itu pun hanya kurang dari setetes samuderaNya hakikat huruf yang tiada hingga. Oleh karena itu, janganlah kita membatasi diri terhadap rahasia & karunia ilmu dari Allah swt.

INILAH BEBERAPA PRINSIP DASAR METHODE NAQS DNA :
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari Rabb kalian dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Yunus: 57)
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an sesuatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Isra`: 82)
“Katakanlah: ‘(Al-Qur`an) itu adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman’.” (Fushshilat: 44)
“Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur`an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (Al-Hasyr: 21)
Dari Syifa` bintu Abdullah radhiallahu ‘anha:
أَنَّهَا كَانَتْ تُرْقِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَلَمَّا جَاءَ اْلإِسْلاَمُ، قَالَتْ: لاَ أَرْقِي حَتَّى اسْتَأْذَنَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَأَتَيْتُهُ فَاسْتَأْذَنْتُهُ. فَقَالَ عَنْهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ارْقِي مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهَا شِرْكٌ
“Dahulu dia meruqyah di masa jahiliyyah. Setelah kedatangan Islam, maka dia berkata: ‘Aku tidak meruqyah hingga aku meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Lalu dia pun pergi menemui dan meminta izin kepada beliau. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya: ‘Silahkan engkau meruqyah selama tidak mengandung perbuatan syirik’.” (HR. Al-Hakim, Ibnu Hibban, dan yang lainnya. Al-Huwaini berkata: “Sanadnya muqarib.” Ibid, hal. 220).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah maka dia mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. At-Tirmidziy 5/175, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/9 serta Shahiihul Jaami’ Ash-Shaghiir 5/340)
SUMBER: QUANTUM ENERGI

Selasa, 28 Februari 2017

JARAK WAKTU ANTARA NABI ADAM - NABI ISA - NABI MUHAMMAD SAW

Belum ditemui kesepakatan antara sejarawan beberapa jarak waktu yang tepat antara Nabi Adam dan Nabi Muhammad. Namun yang disebutkan dalam kitab-kitab sejarah menyebutkan jarak waktu antara  Nabi Adam dan Nabi Muhammad adalah 7310 tahun.

Adapun rincian antara nabi-nabi tersebut adalah:

Antara wafatnya nabi Adam-Nuh: 1240 tahun 
Antara taufan-wafatnya Nabi Nuh As:  650 tahun
Antara Nuh-Ibrahim: 2200 tahun
Antara Ibrahim-Musa: 900 tahun
Antara Musa-Daud: 500 tahun
Antara Daud-Isa: 1200 tahun
Antara Musa-Isa: 1700 tahun
Antara Isa-Muhammad: 620 tahun

Versi lain menyebutkan terbentang jarak sepuluh abad antara Nabi Adam As dan Nabi Nuh As. Orang-orang saleh dari kaum Nabi Nuh hingga Adam seluruhnya memeluk ajaran Ilahi.. dan antara Nabi Nuh As dan Nabi Ibrahim As juga terbentang jarak sepuluh abad lamanya. Antara Nabi Ibrahim As dan Nabi Musa As juga berjarak sepuluh abad lamanya. Jarak antara Nabi Musa As bin Imran dan Nabi Isa bin Maryam adalah seribu sembilan ratus (1900). Dan pada jarak yang terbentang di antara keduanya tidak terdapat kondisi fatrat (masa tanpa nabi) dan pada masa tersebut dari kalangan Bani Israil sendiri terdapat seribu nabi yang diutus. Jarak antara masa kelahiran Nabi Isa As dan pengutusan (bi’tsat) Rasulullah Saw adalah lima ratus enam puluh sembilan (590).

Barangkali, perbedaan yang terdapat di antara dua versi bersumber dari kriteria titik-mula perhitungan di antara para sejarawan yang berbeda satu sama lain.

Sebagian menjadikan hari kelahiran mereka sebagai titik awal dan akhir perhitungan jarak waktu ini. Dan sebagian menjadikan awal dan akhir kenabian mereka. Sedangkan sebagian lainnya melakukan rekonsiliasi dari kedua perhitungan ini. Artinya untuk memulai perhitungan, mereka menjadikan masa kelahiran seorang nabi dan mengakhiri perhitungan seiring dengan bermulanya pengutusan nabi lainnya. Atau sebaliknya.

Sebagai contoh, mari kita simak laporan kedua berikut ini. Ia menjelaskan jarak antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad sedemikian:

“Jarak antara kelahiran Nabi Isa dan pengutusan Rasulullah adalah lima ratus enam puluh sembilan (569) tahun lamanya. Di sini awal perhitungan dimulai semenjak kelahiran Nabi Isa dan akhir perhitungan adalah masa pengutusan Nabi Muhammad Saw dan bukan bertitik tolak masa kelahiran beliau.”

Namun perbedaan pendapat di antara para sejarawan boleh jadi dapat diminimalisir namun tidak dapat dihilangkan sama sekali. Dan juga kita tidak dapat sampai pada satu jawaban yang bersifat jelas dan definitif; karena sesuai dengan sebagian laporan, jarak antara Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim adalah dua abad lamanya namun pada laporan lainnya jarak ini disebutkan lebih dari dua ribu dua ratus tahun lamanya.
Bagaimana pun angka-angka ini bersifat perkiraan dan terdapat banyak kemungkinan bahwa angka-angka ini tidak benar adanya. (VAL)

Sumber: IQuest

Sabtu, 22 Oktober 2016

Asal usul Garam dari Nabi Ibrahim

Kisah di bawahi ini memuat dua judul :
1. Nabi Ibrahim di sebut bapak para Tamu
2. Asal Mula Garam (versi islam)
3. Garam sebagai suguhan Nabi Ibrahim As

Sumber : Qoomi' Thughyan , Asy-Syu'bah 68 " Ikroomu Al-Dhoef " Hal : 22

وعن أبي الدرداء عن النبي صلى الله عليه وسلم: إذا أكل أحدكم مع الضيف فليلقمه بيده فإذا فعل ذلك كتب الله له عمل سنة صيام نهارها وقيام ليلها
وكان سيدنا إبراهيم عليه السلام إذا أراد الأكل يمشي الميل والميلين في طلب الضيف ليأكل معه وكان يكنى أبا الضيفان وأراد أن يجعل لأمة محمد صلى الله عليه وسلم ضيافة إلى يوم القيامة فقال الله له إنك لا تقدر على ذلك فقال إلهي أنت تعلم بحالي وقادر علي إجابة سؤالي فاستجاب الله له فأمر جبريل أن يأتيه بكف من كافور الجنة ويصعد به إلى جبل أبي قبيس وينفخه في الجو ففعل ذلك فانتشر في الأرض فكل موضع وقع فيه شيئ منه صار ملحا إلى يوم القيامة فجميع الملح الذي في الأرض من ضيافة إبراهيم عليه السلام. كذا ذكره أحمد السحيمي وأحمد ابن العماد
Dari Abi Darda Nabi bersabda :
Ketika seseorang makan bersama tamu, maka pungutlah makanan dengan tangan. Sebab perbuatan tersebut Allah SWT akan mencatatnya sebagai amalan berpuasa dan Qiamulail dalam satu tahun

NAbi Ibrohim ketika akan makan,beliau akan berjalan hingga satu-dua mil untuk mencari seseorang (tamu) dan ia ajak ke rumah beliau untuk makan bersama.Karena hal ini,Nabi Ibrohim dikenal sebagai "Bapak dari Tamu"
Pada suatu ketika Nabi Ibrohim AS ingin sekali memberikan kenang-kenangan jamuan buat ummat Nabi Muhammad SAW hingga akhir zaman
Maka kemudian Allah berfirman : kamu tidak akan mampu atas semua itu wahai Ibrohim
Kemudian Nabi Ibrohim AS memohon pada allah dalam doanya : Wahai Tuhanku hanya Engkaulah Dzat yang maha tahu dengan segala tingkahku dan hanya Engkaulah yang mampu mengabulkan doaku
Maka Allah SWT mengabulkan permohonan Nabi Ibrohim AS, dan memerintah malaikat Jibril AS untuk membawakan segenggam KAPUR dari syurga, kemudian malaikat Jibril naik ke puncak gunung Abi Qubais kemudian meniupkan kapur tersebut ke angkasa maka bertebaranlah kapur tersebut di angkasa hingga jatuh ke pelosok bumi, yang mana tiap-tiap tempat yang kejatuhan kapur syurga tersebut jadi GARAM sepanjang masa.

= Inilah salah satu jamuan kenang-kenangan dari Nabi Ibrohim AS untuk umat Nabi Muhammad SAW ila yaumil qiyamah. [sangat bermanfaat]

= Diantara pelosok bumi yang kejatuhan KAPUR tersebut adalah LAUTAN, itu mengapa air laut menjadi asin.

Wallohu A'lam

(فائدة: في أصل وجود الملح)
قيل إن إبراهيم عليه السلام أراد أن يجعل لأمة محمد ص. ضيافة إلى يوم القيامة فقال الله تعالى: إنك لا تقدر على ذلك, فقال:إلهي أنت أعلم بحالي و قادر على إجابة سؤالي, فاستجاب له فأمر جبريل أن يأتي إليه بكف من كافور الجنة و يصعد به إلى جبل أبي قبيس و ينفخه في الجو, ففعل ذلك فانتشر في الأرض, فكل موضع وقع فيه منه شيء صار ملحا إلى يوم القيامة, فجميع الملح في الأرض من ضيافة إبراهيم.

(faidah:asal-usul adanya garam)
Dikatakan, bahwa NabiAllah Ibrahim as. menginginkan membuat jamuan untuk umat Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam hingga hari kiamat, maka Allah berfirman:'' sesungguhnya engkau tidak mampu melakukan itu'' lalu Nabi Ibrahim berkata:'' Ya Tuhanku, Engkau maha tahu dengan keadaanku dan maha kuasa mengabulkan do'aku'' maka Allah swt. mengabulkan do'a Nabi Ibrahim kemudian Allah memerintahkan Jibril as. membawakan kepadanya segenggam dari kapur surga, dan Naik dengan segenggam kapur tersebut ke gunung abi qubais kemudian beliau meniupkannya ke udara, maka menyebarlah kapur tersebut di muka bumi dan setiap tempat yang kejatuhan padanya sesuatu dari kapur itu menjadi asin hingga hari kiamat, maka seluruh garam di muka bumi adalah dari jamuan Nabi Ibrahim as.

النوادر:١٣٥
Ctatan :
فليلقمه بيده = Memungut atau menyuap makanan ke mulut dengan tangan (tidak memakai sendok)    

HADIAH DIJADIKAN BUNGKUS UNTUK PRAKTEK SUAP MENYUAP

Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah rahimahullah, dalam kitabnya Ar Ruh, Membedakan antara suap dan hadiah, letaknya pada niat sang pemberi.
Suatu pemberian bisa dikatakan suap (risywah), apabila ditujukan sebagai wasilah (perantara) untuk membenarkan yang salah, atau mendapatkan sesuatu yang bukan haknya. Inilah suap, yang masuk dalam laknat Rasulullah shallallahualaihi wasallam yang disebut dalam hadis.

Adapun HADIAH adalah, suatu pemberian yang diniatkan untuk memupuk rasa kasih sayang, mempererat tali persaudaraan, atau berbuat baik kepada sesama. Tanpa ada tujuan lain selain tujuan-tujuan tersebut. (Ar Ruh, hal. 240, dalam Nadhrotun Naim 10/4546)

Jadi perbedaannya jelas sekali, yaitu ada pada niat pemberi.
Bagi penerima, tak nampak memang. Namun bagi seorang mukmin yang hendak memberi, dia akan selalu melihat niatnya sebelum melangkah; karena dorongan apa ia memberi? Bila terselip niatan untuk menyogok, supaya bisa merebut yang bukan haknya atau memuluskan keserakahannya, maka iapun harus segera mengurungkan niatnya. Karena ia ingat sebuah hadis, yang menjelaskan ancaman laknat atas orang-orang yang menyuap dan yang menerima suap.

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahuanhu, dia mengatakan,
Rasulullah shallallahualaihi wasallam melaknat penyuap dan orang yang menerima suap (HR Abu Daud, dinilai shahih oleh al-Albani).

Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah rahimahullah, dalam kitabnya Ar Ruh, Membedakan antara suap dan hadiah, letaknya pada niat sang pemberi.
Suatu pemberian bisa dikatakan suap (risywah), apabila ditujukan sebagai wasilah (perantara) untuk membenarkan yang salah, atau mendapatkan sesuatu yang bukan haknya. Inilah suap, yang masuk dalam laknat Rasulullah shallallahualaihi wasallam yang disebut dalam hadis.

Adapun HADIAH adalah, suatu pemberian yang diniatkan untuk memupuk rasa kasih sayang, mempererat tali persaudaraan, atau berbuat baik kepada sesama. Tanpa ada tujuan lain selain tujuan-tujuan tersebut. (Ar Ruh, hal. 240, dalam Nadhrotun Naim 10/4546)

Jadi perbedaannya jelas sekali, yaitu ada pada niat pemberi.
Bagi penerima, tak nampak memang. Namun bagi seorang mukmin yang hendak memberi, dia akan selalu melihat niatnya sebelum melangkah; karena dorongan apa ia memberi? Bila terselip niatan untuk menyogok, supaya bisa merebut yang bukan haknya atau memuluskan keserakahannya, maka iapun harus segera mengurungkan niatnya. Karena ia ingat sebuah hadis, yang menjelaskan ancaman laknat atas orang-orang yang menyuap dan yang menerima suap.

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahuanhu, dia mengatakan,
Rasulullah shallallahualaihi wasallam melaknat penyuap dan orang yang menerima suap (HR Abu Daud, dinilai shahih oleh al-Albani).

Selasa, 12 April 2016

DALIL DALIL SEPUTAR BULAN RAJAB

Oleh : DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA

Hampir setiap bulan Rajab penulis ditanyakan soal sejauh mana kesahihan hadis-hadis tentang keutamaan bulan Rajab, termasuk pahala orang yang berpuasa di bulan Rajab atau hari-hari tertentu di bulan Rajab.

Tulisan ini dibuat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, yang banyak penulis ambil dari beberapa kitab terutama dari kajian disertasi penulis dan kitab Tabyin al-ajab fi fadail syahr Rajab karya Ibn Hajar.

Keutamaan Bulan Rajab

Hadis :

إِنَّ رَجَب شَهْرُ اللهِ، وَشَعْبَانَ شَهْرِيْ، وَرَمَضَانَ شَهْرَ أُمَّتِي.

Sesungguhnya Rajab itu bulannya Allah, dan Sya’ban itu bulanku, dan Ramadhan itu bulan ummatku.

Takhrij Hadis: Hadis ini adalah potongan daripada Hadis panjang yang diriwayatkan oleh Ibn al-Jawzi dalam kitab al-Maudu’at dari  Muh.ammad ibn Nasir al-Hafiz dari Abu al-Qasim ibn Mandah dari Abu al-Hasan Ali ibn Abdullah ibn Jahdam dari Ali ibn Muhammad ibn Sa’ida al-Basri dari bapaknya dari Khalaf ibn Abdullah dari Humaid al-Tawil dari Anas.[1]

Hukum Hadis: Maudu’/Palsu.

Dalam sanad Hadis ini terdapat Ali ibn Abdullah ibn Jahdam al-Suda’i yang lebih dikenal dengan nama Ibn Jahdam, dia dituduh pendusta. Ulama-ulama yang menuduhnya pendusta antara lain:

Sedangkan beberapa perawi lainnya dalam sanad ini tidak dikenali, bahkan beberapa ulama Hadis mengatakan bahwa barangkali mereka belum lagi dilahirkan (لعلهم لم يخلقوا). Hadis ini telah dihukumkan palsu oleh Ibn  al-Jawzi, Ibn Qayyim, Ibn Hajar, al-Suyuti dan lain-lain.[2]

Keutamaan Bershalawat kepada Nabi di bulan Rajab

Hadis:

رأيتُ لَيـْلَة  َالمِعْرَاجِ نَهْرّا مَاءُهُ أَحْلَى مِنْ العَسَلِ، وَأَبرَدَ مِنْ الثلجِ،  وأَطْيَبَ مِنْ المِسْكِ. فَقُلْتُ لِمَنْ هَذَا يَاجِبْرِيلَ ؟

قَالَ: لِمَنْ صَلىَّ عَلَيْكَ فيِ رَجَبَ.

Saya melihat pada malam mi’raj sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih dingin dari salju, lebih harum daripada misk. Aku pun bertanya kepada Jibril: Untuk sipakah ini? Jibril menjawab: Buat mereka yang bershalawat kepadamu pada bulan Rajab.

Takhtij Hadis: Hadis ini belum ditemukan perawinya. Al-Kubawi yang menyebutkannya dalam kitab Durratu al-Nasihin menukilnya dari kitab Zubdat alwa’izin.[3]

Hukum Hadis: Maudu’/Palsu.

Meskipun belum ditemukan perawi Hadis ini, namun al-Sakhawi berkata “ وأما الصلاة عليه في رجب فلا يصح فيها شيئ ”. Maksudnya: Tidak ada satu Hadis pun mengenai selawat kepada Nabi (s.a.w) di bulan Rajab yang sahih.[4] Berdasarkan kaidah inilah Hadis ini dihukumkan palsu.

Keutamaan Shalat di malam bulan Rajab

Hadis:

َمنْ أَحْيَا أول لَيلْةٍَ  مِنْ رَجَب لم يمتْ قَلبْهُ إذا ماتتْ القلوب، وَصَبَّ اللهُ الخيرَ مِنْ فوق رَأسِهِ صَـبًا، وخَرَجَ  مِنْ ذُنوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتهُ أمُّهُ، وَيشفَعَ لِسَبعِينَ ألفًا مِنْ أهلِ الخَطَايَا  قَدْ اسْتَوْجَبُوا النارَ.

Barangsiapa yang menghidupkan (dengan ibadah) malam pertama di bulan Rajab, maka hatinya tidak akan mati ketika hati-hati mati. Allah akan taburkan kebaikan dari atas kepalanya, dan dia akan keluar dari dosa-dosanya bagaikan baru dilahirkan dari rahim ibunya, dan dia akan diberikan hak untuk memberi syafaat kepada tujuh puluh ribu orang-orang yang berdosa yang sudah harus masuk neraka.

Takhrij Hadis: Hadis ini tidak temukan perawinya, termasuk dalam dua kitab khas mengenai Hadis-hadis tentang bulan Rajab yang dikarang oleh Ibn Hajar dan Ali al-Qari.

Hukum Hadis: Maudu’/Palsu.

Meskipun belum menemukan perawi Hadis ini, namun ia dapat dihukumkan sebagai Hadis palsu berdasarkan kaidah yang diberikan oleh Ibn Hajar ketika beliau berkata:

” لم يرد في فضل شهر رجب، ولا في صيامه، ولا في صيام شيئ منه، ولا في قيام ليلة مخصوصة فيه، حديث صحيح يصلح للحجة، وقد سبقني إلى الجزم بذلك الإمام أبو إسماعيل الهروي الحافظ “. ثم قال ” وأما الأحاديث الواردة في فضل رجب أو فضل صيامه أو صيام  شيئ منه صريحة  فهي على قسـمين:                                                                                    [5]ضعيفة وموضوعة “.

Maksudnya:

Tidak terdapat Hadis mengenai keutamaan bulan Rajab, berpuasa di dalamnya, berpuasa  pada  hari-hari tertentu di dalamnya, dan beribadah di malam-malam  hari tertentu  pada bulan itu, Hadis yang sahih yang dapat dijadikan hujah/dalil. Al-imam al-Hafiz Abu Isma’il al-Harawi telah mendahului saya memastikan hal ini. Kemudian beliau berkata pula: Mengenai Hadis-hadis yang ada tentang keutamaan Rajab, puasanya atau puasa pada hari-hari tertentu di dalamnya yang jelas-jelasan menyebutkan hal tersebut, ia terbagi menjadi dua jenis: da’if  dan palsu.

            Sebelum Ibn Hajar, Ibn Qayyim juga telah mengisyaratkan kaidah seperti yang disebutkan Ibn Hajar. Beliau berkata dalam kitab al-Manar al-munif “ كل حديث في ذكر صوم رجب وصلاة بعض الليالي فيه: فهو كذب مفترى ”. Maksudnya: Semua Hadis mengenai puasa Rajab dan shalat pada malam-malam tertentu di bulan itu adalah dusta yang nyata. [6]

            Hadis ini dihukumkan palsu sebab dia tidak terdaftar dalam beberapa Hadis yang da’if yang disebutkan oleh Ibn Hajar, berarti ia termasuk Hadis yang palsu meskipun Ibn Hajar tidak menyebutkannya secara langsung namun isyarat beliau selain beberapa Hadis da’if yang disebutkan adalah palsu. Kemudian beliau memberikan sebahagian kecil contoh-contoh Hadis palsu yang dimaksud. Wallahu a’lam.

مَنْ صَلَّى بَعْدَ المَغْرِبِ فيِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَب عِشْرِيْنَ رَكْعَةً  يَقْرَأُ فيِ كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الكِتَابِ وَالإِخْلاَصَ وَسَلَّمَ عَشْرَ  تَسْلِيْمَاتٍ حَفِظَهُ اللهُ تَعَالى وَأَهْلَ بَيْتِهِ وَعِيَالَهُ فيِ بَلاَءِ الدُنيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ.

Barangsiapa yang shalat setelah maghrib di malam bulan Rajab, dua puluh rakaat, membaca setiap rakaatnya surat al-Fatihah dan al-Ikhlas, dengan sepuluh kali salam, maka Allah akan menjaganya dan menjaga orang rumah dan keluarganya dari bala’ dunia dan azab akhirat.

Takhrij Hadis: Ibn al-Jawzi menyebutkan Hadis seperti ini diriwayatkan oleh al-Jawzaqani daripada Anas ibn Malik dengan lafaz akhirnya: حفظه الله تعالى في نفسه وماله وأهله وولده وأجير من عذاب القبر وجاز على الصراط كالبرق الخاطف بغير حساب ولا عذاب .[7]

Hukum Hadis: Maudu’/Palsu.

Hadis ini telah dihukumkan palsu oleh beberapa ulama seperti Ibn al-Jawzi, Ibn Qayyim, Ibn Hajar, al-Suyuti, Ali al-Qari, al-Shawkani dan Ibn ‘Arraq. Sebabnya seperti yang dikatakan oleh Ibn al-Jawzi, kebanyakan daripada perawi dalam sanad Hadis tersebut adalah perawi yang tidak dikenali (مجاهيل).[8] Hadis ini termasuk dalam kaidah yang disebutkan Ibn Hajar di atas.

Hadis-hadis shalat Raghaib

مَا مِنْ أَحَدٍ يَصُومُ أولَ يَوْمٍ مِنْ رَجَب ثُمَّ يُصَلّي بَيْنَ العِشَاء والعتمة اثني عشر ركعة يفصل بين ركعتين بتسليمةٍ يَقْرَأُ فيِ كُلِّ رَكْعَةٍ  ِبفَاتِحَةَ الكِتَابِ مَرَّةً وَإنَّا أَنْزَلْنَاهُ فيِ لَيْلَةِ القَدْرِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، وقل هو الله أحد اثني عشرة مرة، فإذا فرغ من صلاته صلى علي سبعين مرة يقول : اللهم صل على محمد النبي الأمي وعلى أله، ثم يسجد ويقول في سجوده سبعين مرة : رب اغفر وارحم وتجاوز عما تعلم إنك أنت الأعز الأكرم، ثم يسجد سجدة أخرى ويقول فيها مثل ما قال في السجدة الأولى ثم يسأل حاجته في سجوده فإنها تقضى.

             Barangsiapa yang berpuasa pada hari pertama bulan Rajab, kemudian sembahyang pada waktu antara Isya’ dan Subuh sebanyak dua belas rakaat, dengan satu kali  salam setiap dua rakaat, membaca surat al-Fatihah satu kali pada setiap rakaat dan surat al-Qadr tiga kali dan surat al-Ikhlas. Dua belas kali. Setelah selesai sembahyang ia bershalawat kepadaku (Nabi s.a.w) tujuh puluh kali dengan membaca:  اللهم صل على محمد النبي الأمي وعلى أله. Kemudian dia bersujud dan membaca: رب اغفر وارحم وتجاوز عما تعلم إنك أنت الأعز الأكرم sebanyak tujuh puluh kali, Kemudian dia bersujud lagi dengan membaca bacaan yang sama seperti sujud yang pertama, lalu dia memohon permintaannya dalam sujud itu, maka permintaannya akan dikabulkan.

Hadis yang lainnya mengenai shalat al-ragha’ib ini adalah:

لا يصلي أحد هذه الصلاة إلا غفر له الله تعالى جميع ذنوبه ولو كانت مثل زبد البحر وعدد الرمال ووزن الجبال وورق الأشجار ويشفع يوم القيامة في سبعمائة من أهل بيته ممن قد استوجب النار.

Tidaklah seseorang itu melaksanakan sembahyang ini kecuali Allah akan mengampuni semua dosa-dosanya, walaupun sebanyak pasir dan buih air laut, seberat gunung dan sebanyak daun-daun di pokok. Pada hari kiamat, dia akan memberi syafa’at kepada tujuh ratus ahli keluarganya yang menghuni neraka.

Hadis-hadis ini disebutkan oleh Al-Ghazali juga dalam Ihya’ ‘ulum al-din. al-’Iraqi mengatakan bahwa ia disebutkan oleh Ruzayn dalam kitabnya.[9]

Hukum Hadis: Maudu’/Palsu.

Ulama hadis seperti Ibn al-Jawzi, Ibn S.alah., Ibn Qayyim, al-’Iraqi, al-Suyuti, Ibn ‘Arraq dan lain-lain mengatakan bahwa Hadis-hadis ini adalah palsu. Bahkan Abu Shamah telah membahasnya secara panjang lebar dalam kitabnya al-Ba’ith ‘Ala inkar al-bid’ wa al-hawadith. Semuanya menghukumkan Hadis ini sebagai palsu.[10]

Keutamaan Puasa di bulan Rajab.

ألا إن رَجَب شَهْرُ اللهِ الأصَمّ، فَمَنْ صَامَ مِنْهُ  يَوْمًا إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا اسْتَوْجَبَ عَليْهِ رِضْوَانَ اللهِ الأَكْبَر، فَمَنْ صَامَ مِنْهُ يَوْمَيْنِ لاَ يَصِفُ الوَاصِفُونَ مِنْ أَهْلِ السَّمَاء ِوَالأَرْضَ مَالَهُ عِنْدَ اللهِ مِنْ الكَرَامَةِ، وَمَنْ صَامَ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ عُوْفِيَ مِنْ كُلّ بَلاَءِ الدُّنيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ وَالجُنُوْن وَالخِذَام والبَرَص وَمِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ، وَمَنْ صَامَ سَبْعَةَ أيَّـامٍ غُلِقَتْ عَنْهُ سَبْعَةَ أَبْوَاب جَهَنَّم، وَمَنْ صَامَ ثمانِيَةَ أيامٍ فُتِحَتْ لَهُ ثمانِيَةَ  أبوَابِ الجَنَّة، وَمَنْ صَامَ عَشْرَةَ أَيامٍ لَمْ يَسْأَل مِنْ اللهِ شَيْئاً إلاَّ أَعْطَاهُ، وَمَنْ صَامَ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا غَفَرَ اللهُ تَعَالى ذُنُوبَهُ مَاتقدَّمَ وَبـَدَّلَهُ بِسَيآتِهِ حَسَنَاتٍ وَمَنْ زَادَ، زَادَ اللهُ أَجْرَهُ.

Sesungguhnya Rajab itu adalah bulan Allah yang ..  . Maka barangsiapa berpuasa pada bulan itu satu hari dengan penuh keimanan dan pengharapan maka dia pasti akan mendapatkan Ridha Allah yang besar. Dan barangsiapa berpuasa pada bulan itu dua hari maka dia akan mendapatkan sesuatu yang tidak dapat disifatkan oleh penghuni langit dan bumi tentang kemuliaannya di sisi Allah. Dan barangsiapa yang puasa tiga hari maka akan dijauhi dari bala dunia dan azab akhirat, dan penyakit gila, …, putihan dan dari ujian Dajjal. Dan barangsiapa puasa tujuh hari maka akan ditutup ke atasnya tujuh pintu neraka. Dan barangsiapa yang puasa delapan hari maka dibukakan untuknya delapan pintu-pintu surga, dan barangsiapa yang puasa sepuluh hari maka tidaklah dia meminta sesuatu kepada Allah kecuali akan dikabulkan. Dan barangsiapa berpuasa lima belas hari maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu dan segala kesalahannya akan diganti dengan kebaikan. Dan barangsiapa yang berpuasa lebih daripada itu, akan maka Allah pun akan menambahkan lagi pahalanya.

Takhrij Hadis: Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bayhaqi dalam al-Shu’ab dan Fada’il al-awqat dan al-Asfahani dalam al-Targhib. Kesemuanya melalui ‘Utsman ibn Matar dari ‘Abd. Ghafur dari ‘Abd ‘Aziz ibn Sa’id dari bapaknya.[11]

Hukum Hadis: Maudu’/Palsu.

Dalam sanad al-Bayhaqi terdapat beberapa perawi yang da’if, amat da’if dan seorang yang dituduh meriwayatkan Hadis palsu daripada perawi tsiqat. Antaranya adalah ‘Utsman ibn Matar, dia da’if menurut Abu Hatim, al-Nasa’i, al-Dhahabi dan Ibn Hajar. Abu Salih ‘Abd. al-Gahafur al-Wasiti, menurut al-Bukhari mereka meninggalkannya dan Hadisnya munkar (تركوه وهو منكر الحديث). Ibn ‘Adiy berkata:  Dia da’if dan Hadisnya munkar (ضعيف منكر الحديث). Al-Nasa’i berpendapat dia متروك  الحديث . Ibn Hibban pula menyatakan bahwa dia meriwayatkan Hadis-hadis palsu daripada perawi tsiqat (كان يروي الموضوعات عن الثقات ).

Al-Bayhaqi yang meriwayatkan Hadis ini hanya mengatakan bahwa sanadnya da’if, akan tetapi Ibn Hajar yang kemudian diikuti oleh Ibn ‘Arraq menghukumkannya dengan palsu.[12]

صَوْمُ أَوَّل يَوْمٍ مِنْ رَجَب كَفَّارَة ثَلاَثَ سِنِيْنَ، وَالثاني كَفَّارَة سَنَتَيْنِ، وَالثالث كَفَّارَة سَنَة،

ُثمَّ كُل يَوْمٍ كَفارَة شَهْرٍ.

Puasa hari pertama dari bulan Rajab menghapuskan dosa tiga tahun, puasa pada hari keduanya menghapuskan dosa dua tahun, dan puasa pada hari ketiga menghapuskan dosa satu tahun, kemudian setiap hari-hari selanjutnya akan menghapuskan dosa sebulan.

Takhrij Hadis: Hadis ini seperti yang diisyaratkan oleh al-Suyuti, diriwayatkan oleh Abu Muhammmad al-Khallal dalam Fada’il Rajab daripada Ibn ‘Abbas.[13]

Hukum Hadis: Maudu’/Palsu.

Al-Suyuti menghukumkan Hadis ini dengan da’if, akan tetapi al-Munawi mengatakan amat da’if,  kemudian beliau menukil pendapat Ibn Salah dan Ibn Rajab al-Hambali yang mengisyaratkan palsunya Hadis-hadis mengenai puasa Rajab. Al-Albani hanya menda’ifkan Hadis ini.[14]

Hadis ini dapat dihukumkan palsu berdasarkan kaidah yang disebutkan Ibn Qayyim dan Ibn Hajar seperti yang telah dijelaskan pada Hadis ke 154.

إنهr   لمَ ْ يَصُمْ بَعْدَ رَمَضَانَ إِلاَّ رَجَب وَشَعْبَانَ.

Sesungguhnya Rasulullah saw belum pernah berpuasa selain bulan Ramadhan kecuali Rajab dan Sya’ban.

Takhrij Hadis: Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bayhaqi dalam al-Shu’ab daripada Abu Hurairah.[15]

Hukum Hadis: Da’if.

Al-Bayhaqi mengatakan bahwa sanad Hadis ini da’if.[16]

Hadis:

إِنَّ فيِ الجَنّةِ  نَهْرًا يُقَالُ لَهُ رَجَب أَشَدّ بَيَاضًا مِنْ اللبنِ وَأَحْلَى مِنْ العَسَلِ، مَنْ صَامَ يَومًا مِنْ رَجَب سَقَاهُ اللهُ

ِمنْ ذلِكَ النَهَارِ.

Sesungguhnya di surga ada sebuah sungai, dinamakan sungai Rajab. Airnya lebih putih dari pada susu, lebih manis dari pada madu, barangsiapa yang puasa satu hari pada bulan Rajab, Allah akan memberikannya minum dari sungai itu.

Takhrij Hadis: Hadis ini diriwayatkan oleh Ibn Hibban dalam al-Majruhin dan al-Bayhaqi dalam Fada’il al-awqat dan al-Shayrazi dalam al-Alqab seperti diisyaratkan oleh al-Suyuti. Kesemuanya dari riwayat Anas.[17]

Al-Khubawi mengisyaratkan bahwa Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.[18] Tetapi isyarat ini adalah salah sebab al-Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkan Hadis ini dan tidak ada seorang ulama Hadis pun yang mengisyaratkan ke arah itu, apa lagi Hadis ini adalah amat da’if, bahkan beberapa ulama menghukumkannya palsu. Jadi tidak mungkin keduanya meriwayatkan Hadis ini.

Hukum Hadis: Da’if.

Hadis ini telah dihukumkan palsu oleh beberapa ulama seperti Ibn al-Jawzi, al-Dhahabi dan Ibn Hajar dalam Lisan al-mizan. Sebabnya adalah di dalam sanad Hadis ini terdapat perawi pendusta, iaitu Mans.u-r b. Yazid. Ibn al-Jawzi mengatakan bahwa dalam sanadnya banyak yang tidak diketahui (فيه مجاهيل).[19]

Akan tetapi al-Suyuti dan Ibn Hajar dalam kitab Tabyin al-’Ajab hanya me da’if kan Hadis ini., berbeda dengan hukuman beliau ke atas  Hadis ini dalam Lisan al-mizan seperti dijelaskan di atas. Beliau berkata “ Isnadnya secara am adalah da’if, akan tetapi ia belum sampai menjadikan Hadis ini palsu ”.[20]

كُلُّ النَّاسِ جِيَاعٌ  يَوْمَ القِيَامَةِ إلاَّ  الأَنبـِيَاءَ وَأَهْلِيْهِمْ وَصَائِم رَجَب وَشَعْبَانَ وَرَمَضَانَ، فَإِنَّهُمْ شبَاعٌ لاَجُوْعَ  لَهُمْ وَلاَ عَطَشَ.

Semua orang akan kelaparan pada hari kiamat kecuali para nabi-nabi dan keluarga-keluarga mereka, serta mereka yang berpuasa Rajab, Sya’ban dan Ramadhan.

Takhrij Hadis: Hadis dengan lafaz seperti ini belum dapat ditemukan. Al-Khubawi menukilnya daripada kitab Zubdat al-wa’iz.in.[21]

Hukum Hadis: Maudu’/Palsu.

Hadis ini boleh dihukumkan palsu berdasarkan kaidah yang disebutkan oleh Ibn Hajar dan Ibn Qayyim seperti disebutkan di atas.

يا ثوبان، هؤلاء يعذبون في قبورهم، ودعوت لهم فخفف الله عنهم العذاب. ثم قال: ياثوبان لو صام هؤلاء يوما من رجب وما ناموا منه ليلة ما عذبوا في قبورهم. قلت: يا رسول الله أصوم يوم وقيام ليلة منه يمنع عذاب القبر ؟ ثم قال: ياثوبان، والذي بعثني بالحق نبيا، ما من مسلم ومسلمة يصوم يوما ويقوم ليلة من رجب يريد بهما وجه الله، إلا كتب الله له عبادة سنة صام نهارها وقام ليالها.

Wahai Thawban, mereka itu diazab di dalam kubur mereka, aku mendo’akan untuk maka  Allah pun meringankan siksa mereka. Kemudian Rasulullah saw bersabda: Wahai Thawban, kalaulah seorang di antara mereka berpuasa di bulan Rajab, dan mereka tidak tidur di malamnya semalaman, niscaya mereka tidak akan disiksa di kubur mereka.

Aku (Thawban) berkata: Wahai Rasulullah saw, apakah puasa satu hari dan qiyamullah satu malam dapat menghindari orang dari siksa kubur. Rasulullah saw menjawab: Wahai Thawban, demi Zat yang nyawaku ada di tangan-NYa, tidaklah seorang muslim atau muslimah berpuasa dalam satu hari di bulan Rajab, dan qiyamul lail  pada satu malamnya, mengharapkan ridha Allah, kecuali akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang beribadah satu tahun yang paginya puasa dan malamnya qiyam al-lail.

Takhrij Hadis: Hadis dengan lafaz seperti ini belum dapat ditemukan. Al-Khubawi menukilnya dari kitab Rawnaq al-majalis.[22]

Hukum Hadis: Maudu’/Palsu.

Hadis 8:

Hadis ini  dapat dihukumkan palsu berdasarkan kaidah yang disebutkan oleh Ibn Hajar dan Ibn Qayyim seperti yang dijelaskan pada Hadis ke 154.

Fiqh Ibadah di Bulan Rajab

Ada sedikit kegelisahan di hati ketika sebuah hadis yang berkaitan dengan sebuah ritual dihukumkan palsu oleh ulama hadis. Ada kesan lanjutan sebagai dampak dari kegelisahan tadi, yaitu apakah ibadah yang selama ini rutin dikerjakan dan ternyata hadisnya adalah palsu, lalu ibadahnya jadi bid’ah dan sia-sia ?

Harus diketahui bahwa hadis palsu tidak mempengaruhi hukum fiqh yang dibangun dengan hadis sahih atau ayat al-Qur’an. Sebagai contoh, puasa adalah amalan yang disyari’atkan Islam, tentu dengan aturan yang sudah sama-sama dimaklumi. Ia boleh dilakukan kapan saja kecuali beberapa hari tertentu saja, yaitu 5 atau 6 hari dalam satu tahun. Selain disyari’atkan, puasa adalah amal kebaikan yang tentu saja berpahala. Hanya saja, berapa besarkah pahala yang didapat seorang ketika berpuasa, hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu, artinya, hanya melalui al-Qur’an dan hadis sahihlah kita dapat mengetahui besarnya pahala tersebut, ulama, siapapun orangnya, tidak dapat mengetahui besarnya pahala. Mereka dengan pemahaman dapat mengatakan bahwa ini berpahala karena merupakan amal shaleh, berapa besar pahalanya, wallahu a’lam bissawab.

Dengan demikian, maka bagi mereka yang melakukan shalat malam, puasa dan bershalawat di bulan Rajab, tetap akan mendapatkan pahala, hanya saja pahala yang dijanjikan atau diberikan bukan seperti yang dirincikan dalam hadis-hadis palsu.

Bid’ah atau tidak puasa di bulan Rajab atau shalat malam harinya, tentu saja tidak asal dasar pengamalannya bukan dimotivasi oleh hadis yang palsu.

Mengapa masih ada hadis palsu yang seperti itu ?

Munculnya hadis palsu seperti di atas tidak lepas dari nawaitu yang keliru dari para pembuatnya. Hadis di atas yang dihukumkan palsu karena jelas bukan perkataan atau sabda nabi saw, semua adalah perkataan orang yang dinisbahkan kepada nabi untuk mendapatkan legitimasi hukum. Tentu saja nabi saw bari’ (terlepas) dari tanggung jawab hukum/kesimpulan yang dihasilkan. Mereka yang memalsukan hadis-hadis seperti di atas banyak disebabkan oleh keinginan mereka mengajak orang berbuat baik. Namun cara merekalah yang salah, yaitu dengan mengatasnamakan nabi dan mereka-reka pahala dari sebuah amalan. Ada dua kebohongan yang dilakukan, pertama menentukan/mereka-reka pahala dan kedua mengatakan kebohongannya ini sebagai perkataan Nabi saw.

                [1] Ibn al-Jawzi, al-Maudu’at, jil. 2, hlm. 125.

                [2]Ibid; Ibn Qayyim, al-Manar al-munif, hlm. 95-96; Ibn H.ajar, Tabyin al-‘ajab, hlm. 19-21; al-Suyuti, al-La’ali’, jil. 2, hlm. 55-56.

                [3]al-Khubawi, Durrat al-wa’izin, hlm. 45.

                [4]al-Sakhawi, al-Qawl al-badi’, hlm 298.

                [5]Ahmad ibn ‘Ali ibn Hajar al-Asqallani, Tabyin al-‘ajab bima wurida fi fadl Rejab, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Bayrut, 1988, hlm. 11 dan 14.

                [6] Ibn Qayyim, al-Manar al-munif, hlm. 96.

                [7]Ibn al-Jawzi, al-Maudu’at, jil. 2, hlm. 123; Ibn Qayyim, al-Manar al-munif, hlm. 96, al-Suyuti, al-La’ali’ al-masnu’ah, jil. 2, hlm. 55-56;’Ali al-Qari al-Asrar al-marfu’ah, hlm. 461; Ibn Arraq, Tanzih al-shari’ah, jil. 2, hlm. 90; al-Shawkani, al-Fawa’id al-majmu’ah, hlm. 47.

                [8]Ibid; Ibn H.ajar, Tabyin al-‘ajab, hlm. 20-21.

                [9]al-Ghazali, al-Ihya’, jil. 1, hlm. 267; al-‘Iraqi, al-Mughni, jil. 1, hlm. 267.

                [10]Ibn al-Jawzi, al-Maudu’at, jil. 2, hlm. 125; Ibn Qayyim, al-Manar al-munif, hlm. 95-96; al-‘Iraqi, al-Mughni,  jil. 1, hlm. 267; al-Suyuti, al-La’ali’, jil. 2, hlm. 56; Ibn ‘Arraq, Tanzih al-  shari’ah, jil. 2, hlm. 89; Muhammad ibn ‘Abd. Rahman Isma’il ibn Ibarahim @ Abu Shamah, al-Ba’ith ‘ala inkar al-bid’  wa al-hawadith, Dar al-Rayah, al-Riyad., 1990, hlm. 138-244.

                [11]al-Bayhaqi, Shucab al-iman, jil. 3, hlm. 368,  h.n. 3801; al-Bayhaqi, Fada’il al-awqat, hlm. 92-93; al-Asfahani, al-Targhib, jil. 2, hlm. 392, h.n. 1849.

                [12] al-Bayhaqi, Fada’il al-awqat, hlm. 90; al-Haythami, Majma’ al-zawa’id, jil. 3, hlm. 188; Ibn Hajar, Tabyin al-‘ajab, hlm. 20-24; Ibn ‘Arraq, Tanzih al-shari’ah, jil. 2, hlm 158; dan lihat biografi ‘Utsman ibn Matar dalam al-Dhahabi, Mizan al-I’tidal, jil. 3, hlm. 53-56; Ibn Hajar, Taqrib al-tahdhib, hlm. 386; Dan biografi ‘Abd. al-Ghafur dalam Ibn Hibban, al-Majruhin, jil. 2, hlm. 148 ; al-Dhahabi, Mizan al-I’tidal, jil. 2, hlm. 55; al-Halabi, al-Kashf al-hathith, hlm 171.

                [13]al-Suyuti, al-Jami’ al-saghir, jil. 1, hlm. 70.

                [14]al-Suyuti, al-Jami’ al-saghir, jil. 1, hlm. 70; al-Munawi, Fayd al-Qadir, jil. 4, hlm. 210-211; Muhammad Nasir al-Din al-Albani, Da’if al-Jami’ al-saghir wa ziyadatih, al-Maktab al-Islami, Bayrut, 1979, jil. 3, hlm. 272, h.n. 2499.

                [15]al-Bayhaqi, Shu’ab al-iman, jil. 3, hlm. 369, h.n. 3803.

                [16]Ibid.

                [17]Ibn Hibban, al-Majruhin, jil. 2, hlm. 238; al-Bayhaqi, Fada’il al-awqat, hlm. 90-91, h.n. 8; al-Suyuti, al-Jami’ al-saghir,  jil. 1, hlm. 312; al-Munawi, Fayd al-Qadir, jil. 2. hlm. 470.

                [18]al-Khubawi, Durrat al-nasihin, hlm. 46.

                [19]Ibn al-Jawzi, ‘Ilal al-mutanahiyah, jil. 2, hlm. 65; al-Dzahabi, Mizan al-I’tidal, jil . 4  hlm. 189; Ibn Hajar, Lisan al-mizan, jil. 3. hlm. 348.

                [20]Ibn Hajar, Tabyin al-‘ajab, hlm. 29; al-Suyuti, al-Jami’ al-saghir, jil. 1, hlm. 312.

                [21]al-Khubawi, Durrat al-nasihin, hlm. 47.

                [22]Ibid.

Copas dari blog sebelah.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More