1.
Masuknya sesuatu benda ke dalam tubuh.
Masuknya suatu benda ke dalam tubuh seperti makanan, minuman, ataupun yg lainnya, atau masuk kejaringan otak seperti obat yg dimasukkan melalui hidung maka akan membatalkan puasanya.
Dan juga akan membatalkan puasanya jika benda tersebut masuk melalui lubang-lubang yg terbuka seperti mulut, telinga, hidung, dubur dan lain-lain.
Akan tetapi jika hal tersebut masuk melewati lobang-lobang selain itu tidak membatalkan puasanya, seperti suatu benda yg masuk ke kelopak mata, termasuk memakai obat tetes mata, dan juga masuknya air lewat pori-pori.
Dan jika masuknya suatu benda ke dalam tubuh karena lupa atau dipaksa seseorang yg mengancam keselamatan dirinya, maka tidak membatalkan puasanya.
2.
Bersetubuh
.
Bersetubuh di siang bulan ramadhan akan membatalkan puasanya.
Yg dimaksud bersetubuh disini adalah masuknya “zakar” ke dalam “vagina” seorang wanita, baik itu istrinya sendiri ataupun bukan istrinya, mengalami orgasme atau tidak, sebentar atau lama, maka batal lah puasa keduanya, kecuali dilakukannya karena lupa, atau dipaksa yg akan mengancam keselamatan dirinya.
3.
Haid dan Nifas
jika seorang wanita yg berpuasa, kemudian keluar darah haid atau nifas sebelum terbenamnya matahari hari itu (waktu buka), maka batallah puasanya, walaupun darah yg keluar hanya sedikit.
4.
Melahirkan
.
Jika pada saat berpuasa seorang wanita melahirkan, maka batal lah puasanya, baik anak yg dilahirkan sempurna atau keguguran, dan walaupun baru berupa segumpal darah.
5.
Sengaja memuntahkan sesuatu dari perut
.
Berusaha memuntahkan sesuatu dari dalam perut saat berpuasa sangat dilarang, dan apabila keluar sesuatu dari dalam perut dari usaha tersebut, maka batallah puasanya.
Lain halnya jika keluarnya sesuatu dari dalam perut karena tidak disengaja, seperti sakit atau mabuk perjalanan, maka tidak membatalkan puasanya, akan tetapi ia wajib berkumur-kumur sehingga sisa muntahannya tidak masuk lagi ke dalam perut.
6.
Istimna'
istimna’ ialah berusaha mengeluarkan air mani (sperma) dgn cara onani/masturbasi, baik dgn tangannya sendiri ataupun dgn tangan orang lain, dgn alat atau tidak.
Begitu pula jika keluarnya karena berciuman atau berpelukan, maka batallah puasanya.
Akan tetapi tidak batal puasanya jika yg keluar hanya air “madzi”, juga tidak batal pula jika keluarnya mani disebakan karna ihtilam (mimpi).
7.
Murtad
.
Batallah puasanya Orang yg murtad, walaupun hanya sebentar lalu ia mengucapkan 2 kalimat syahadat lagi.
Baik murtadnya dgn perkataan seperti mencela ALLAH, dgn pekerjaan seperti menyembah berhala, ataupun dgn niat, seperti niat akan keluar dari Islam.
8.
Gila
apabila seorang yg berpuasa tiba-tiba gila, maka batallah puasanya, walaupun hanya sebentar. Akan tetapi ia tidak wajib men-qodho’ puasanya.
Dan apabila ia sadar sebelum matahari terbenam di hari itu, maka ia disunnahkan untuk “imsyak” atau menahan diri dari apa-apa yg membatalkan puasa, dan disunnahkan men-qodho puasanya.
9.
Pingsan atau mabuk
Pingsan dan mabuk termasuk pekerjaan yg membatalkan puasa, asalkan terjadi sepanjang hari, ya itu dari mulai terbitnya fajar shodiq sampai werbenamnya matahari.
Akan tetapi jika seseorang tidur dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari, maka tidak lah batal puasanya.
————————
dinukil dari kitab : “SUDAH SAHKAH PUASA ANDA ?” Karangan Ustadz Saggaf Hasan Baharun,
S.HI.
Pemimpin yayasan Pondok Pesantren
Darullughoh Wadda’wah.
0 komentar:
Posting Komentar